Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Kredit Macet, China Gelontorkan Dana Talangan Utang

S&P Global memperkirakan rasio kredit macet China menjadi lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar 6,3 persen, yang merupakan peningkatan dari utang buruk sebesar 5,6 triliun yuan (US$800 miliar) pada bulan lalu.
Xi Jinping/Reuters
Xi Jinping/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Regulator keuangan China akan memungkinkan perbankan menunda pencatatan kredit macet dari bisnis kecil yang terdampak akibat wabah coronavirus. Pemerintah akan memberikan penangguhan sementara untuk triliunan yuan utang.

Dilansir Bloomberg, Senin (2/3/2020), Regulator Perbankan dan Asuransi China dalam sebuah pernyataan bersama dengan bank sentral, mengatakan bahwa bisnis kecil dan menengah yang memenuhi syarat secara nasional dengan pokok atau bunga yang jatuh tempo antara 25 Januari dan 30 Juni 2020 dapat mengajukan penundaan hingga akhir kuartal kedua.

Di provinsi Hubei, pusat dari wabah, pengabaian berlaku untuk semua perusahaan, termasuk perusahaan besar. Bank-bank China mengambil langkah-langkah luar biasa untuk menghindari pencatatan kredit macet dan berupaya melindungi diri mereka sendiri dan para peminjam yang kekurangan uang dari kejatuhan ekonomi.

Regulator mengatakan kepada pemberi pinjaman untuk tidak menurunkan peringkat pinjaman dengan pembayaran yang terlewatkan atau melaporkan pelanggaran ke sistem penilaian kredit terpusat di negara itu sebelum akhir Juni.

Dorongan oleh bank dan regulator untuk meredakan gelombang utang menjadi buruk adalah bagian dari upaya pemerintah Presiden Xi Jinping untuk menopang perekonomian China. Beberapa pihak memperkirakan China akan mengalami kontraksi antarkuartal yang jarang terjadi.  Ekonom Nomura Holdings Inc. yang dipimpin oleh Lu Ting mengatakan, produk domestik bruto dapat menyusut 2,5 persen pada kuartal pertama setelah sektor manufaktur negara itu melaporkan aktivitas terendah pada Februari.

Selain memompa miliaran yuan ke dalam sistem perbankan untuk memudahkan pemberi pinjaman untuk memberikan kredit, pihak berwenang telah memotong suku bunga, mengurangi pajak dan berjanji untuk mengadopsi kebijakan fiskal yang lebih proaktif.

S&P Global memperkirakan bulan lalu bahwa keadaan darurat yang berkepanjangan dapat menyebabkan rasio kredit macet China menjadi lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar 6,3 persen, yang merupakan peningkatan dari utang buruk sebesar 5,6 triliun yuan (US$800 miliar).

Dengan melonggarnya standar pengakuan kredit macet, lembaga pemeringkat memperkirakan pinjaman dipertanyakan akan mencapai puncaknya pada 11,5 persen dari PDB setelah terjadinya epidemi.

Saham perbankan China menguat. Industrial & Commercial Bank of China Ltd. dan China Construction Bank Corp keduanya naik sebanyak 1,9 persen pada 10:36 di Hong Kong.

Namun, regulator perbankan mengatakan pemberi pinjaman perlu mengkategorikan pinjaman sebagai macet jika peminjam gagal membayar setelah melanjutkan operasi untuk periode waktu tertentu. Hal ini juga mendesak bank untuk memotong biaya pembiayaan rata-rata untuk usaha kecil di provinsi Hubei lebih dari 1 poin persentase tahun ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper