Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Manufaktur China Terperosok, Setara Krisis 2008

Dampak Corona setara dengan efek yang ditimbulkan oleh krisis finansial pada 2008.
Karyawan pabrik masker di Changyuan, Provinsi Henan, memeriksa hasil pekerjaannya di tengah tingginya permintaan masker di China selama berjangkitnya wabah COVID-19./Antara
Karyawan pabrik masker di Changyuan, Provinsi Henan, memeriksa hasil pekerjaannya di tengah tingginya permintaan masker di China selama berjangkitnya wabah COVID-19./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menyebut kinerja manufaktur China saat ini terperosok ke level terendah sejak krisis finansial 2008, akibat penyebaran virus corona (Covid-19) yang tidak kunjung usai.

Kepala Ekonom Macquarie Securities Ltd. Larry Hu mengatakan kebanyakan orang akan membandingkan dampak virus ini dengan SARS. Namun, dampak corona setara dengan efek yang ditimbulkan oleh krisis finansial pada 2008.

"Dampak yang diakibatkan oleh virus corona sangat besar dan situasi sangat buruk dalam jangka pendek,” kata Hu.

Dia berpendapat penurunan indeks manufaktur sebagian besar diakibatkan oleh kebijakan pengendalian virus yang dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut membuat para pekerja kesulitan untuk kembali bekerja setelah liburan panjang Tahun Baru China.

Konsensus ekonom Bloomberg menyebutkan perusahaan di China hanya beroperasi sekitar 60 persen-70 persen dari total kapasitas yang ada saat ini.

Kinerja manufaktur China terkontraksi tajam pada Februari tahun ini yang ditunjukkan dengen indeks acuan menyentuh rekor terendah dalam sejarah. Penurunan tajam ini semakin menguatkan spekulasi bahwa penyebaran wabah virus corona telah melukai ekonomi dan meningkatkan risiko memburuknya pasar global.

Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (29/2/2020), data yang dirilis Biro Statistik Nasional mencatat indeks manufaktur China terperosok menjadi 35,7 pada Februari 2020 dari 50 pada Januari tahun ini.

Wabah virus corona yang dimulai dari China sudah menyebar hingga ke sejumlah benua, dengan ancaman bakal menjadi pandemik. Akibatnya, kinerja saham Amerika Serikat turun ke level terlemahnya sejak Oktober 2008.

Adapun, China yang saat ini menjadi eksportir terbesar di dunia menunjukkan kinerja manufaktur yang lemah karena ratusan pekerja terpaksa menjalani karantina akibat wabah virus ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper