Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Laporkan Uang Beredar Meningkat 7,1 Persen

Akselerasi pertumbuhan M2 disumbang oleh kenaikan seluruh komponennya, baik komponen uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan melintas didekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (30/12/2019). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2020 tercatat Rp6.046,7 triliun atau tumbuh 7,1 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,5 persen (yoy).

"Akselerasi pertumbuhan M2 disumbang oleh kenaikan seluruh komponennya, baik komponen uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dalam info terbarunya di Jakarta, Jumat (28/2/2020).

Uang beredar dalam arti sempit (M1) meningkat, dari 7,4 persen (yoy) pada Desember 2019 menjadi 7,9 persen (yoy) pada Januari 2020, terutama disebabkan oleh pertumbuhan uang kartal. Sementara itu, uang kuasi pada Januari 2020 juga meningkat sebesar 6,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,1 persen (yoy).

Menurut BI, peningkatan juga terjadi pada surat berharga selain saham, dari 26,5 persen pada bulan sebelumnya menjadi 31,8 persen (yoy) pada Januari 2020.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi,  BI mengungkapkan  peningkatan pertumbuhan M2 pada Januari 2020 disebabkan oleh akselerasi pertumbuhan aktiva luar negeri bersih. Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih meningkat, dari 4,4 persen (yoy) pada Desember 2019 menjadi 9,9 persen (yoy).

Di sisi lain, aktiva dalam negeri bersih tumbuh melambat, seiring dengan perlambatan penyaluran kredit serta kontraksi operasi keuangan pemerintah. Kredit pada Januari tumbuh 5,7 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,9 persen (yoy).

Sementara itu, operasi keuangan pemerintah tercatat kontraksi sejalan dengan perlambatan tagihan bersih kepada pemerintah pusat dari 3,8 persen (yoy) pada Desember 2019 menjadi 1,8% persen (yoy) pada bulan laporan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper