Bisnis.com, JAKARTA - Deutsche Bank memperingatkan ekonomi Jerman rentan mengalami resesi akibat kemerosotan industri yang sudah berjalan lama dan wabah virus corona.
Dalam paparannya, Deutsche Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jerman hanya akan tumbuh sebesar 0,1 persen pada akhir kuartal tahun lalu.
Bank terbesar di Jerman meragukan potensi rebound ekonomi pada awal tahun ini, setelah adanya sedikit guncangan pada kuartal keempat tahun lalu.
Dua guncangan berturut-turut pada ekonomi Jerman, yang disebut sebagai resesi teknis, akan menjadi pukulan lebih besar bagi blok ekonomi Eropa. Kondisi ini berpotensi menekan para politisi Jerman untuk meningkatkan pengeluaran publik.
Wabah virus corona, yang telah memaksa penutupan pabrik di China dan mengganggu jalur pasokan ke seluruh dunia, telah menambah masalah bagi Jerman setelah dilanda gejolak industri mobil dan ketegangan perdagangan.
"Virus corona menghadirkan risiko bagi pemulihan global karena hal itu mengurangi harapan untuk kebangkitan ekonomi China. Resesi teknis dalam setengah tahun musim dingin tampaknya semakin mungkin terjadi," kata Ekonom Deutsche Bank Stefan Schneider, seperti dilansir oleh Bloomberg, Kamis (13/2/2020).
Dia memperkirakan virus akan memangkas sekitar 0,2 poin persentase dari PDB Jerman dalam tiga bulan hingga Maret 2020.
Selain itu, Schneider melihat puncak epidemik wabah penyakit dapat menyebabkan guncangan ekonomi yang parah, setidaknya dalam waktu dekat.
OPEC telah memangkas perkiraan permintaan minyak global, dan Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa Philip Lane mengatakan bahwa mungkin ada pukulan jangka pendek yang cukup serius terhadap perekonomian.
Keterpurukan zona euro juga diilustrasikan dalam data yang menunjukkan penurunan terbesar pada output industri dalam hampir empat tahun.
European Central Bank (ECB) terus memompa stimulus moneter ke dalam sistem keuangan. Presiden Christine Lagarde menyerukan pesan agar pemerintah Uni Eropa berbuat lebih banyak untuk mengatasi masalah ekonomi ini.