Bisnis.com, JAKARTA -- Dunia digemparkan dengan berita menyebarnya wabah virus corona yang saat ini sudah menyebar ke luar China, termasuk ke Australia, Amerika, dan Eropa.
Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang, tak terkecuali masyarakat Indonesia. Alhasil, virus yang berhasil merenggut nyawa 564 orang di seluruh dunia itu menjadi topik pembicaraan, termasuk di sosial media dan tak jarang muncul informasi palsu atau hoax terkait virus tersebut.
Perusahaan media intelligence Isentia mengulik berbagai perbincangan yang media sosial terkait dengan wabah virus corona ini, untuk menemukan apa yang menjadi perhatian dan juga kekhawatiran terbesar dari netizen Indonesia.
Dari 11.497 total pembicaraan medsos pada tanggal 1 Januari hingga 5 Februari 2020, gejala dan cara menghindari penularan wabah menjadi hal yang paling banyak diperbincangkan netizen terkait virus corona.
Berdasarkan hasil percakapan netizen, gejala awal yang timbul apabila tertular antara lain pilek, demam, batuk, sesak hingga pneumonia. Namun, penularan ini dapat dihindari dengan mencuci tangan berkala, menggunakan masker, menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk.
"Karena menjadi salah satu cara untuk menghindari penularan, masker menjadi topik selanjutnya yang mendapat perhatian netizen sebesar 4.577 buzz," demikian dikatakan oleh Yudha Prawira, Insights Manager dari Isentia Indonesia melalui keterangan resmi yang diterima oleh Bisnis.com pada Jumat (7/2/2020).
Baca Juga
Yudha menambahkan banyak netizen yang mengeluhkan sulit mencari masker, hingga harga penjualan masker bedah dan N-95 yang melonjak tinggi. Namun, dari percakapan tersebut, rupanya tingginya harga bukan menjadi masalah bagi masyarakat.
Selain itu, terungkap pula bahwa warga Twitter dikejutkan dengan postingan akun @coromodol, yang menyebutkan agar tidak bersalaman atau segera mencuci tangan setelah bersalaman dengan pemilik ponsel asal produsen China, Xiaomi.Akun ini juga mengatakan bahwa virus Corona dapat menyebar melalui ponsel yang dibuat di China ini.
Beruntungnya, isu ini telah diklarifikasi oleh Sekretaris Ditjen P2P Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto, yang menegaskan bahwa virus ini tidak dapat menempel pada benda mati.
"Kami melihat penyebaran virus corona menjadi isu global yang harus segera ditangani oleh pemerintah sehingga dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat karena dari hasil analisis di periode tersebut, percakapan didominasi oleh tingginya respon dan kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran virus Corona tersebut," papar Yudha.
Menurut Yudha pihaknya menilai bahwa unggahan atau perbincangan netizen dapat berdampak dalam membentuk persepsi publik secara luas terhadap suatu peristiwa.
"Dalam hal ini misalnya, isu-isu yang berkembang membuat virus corona terlihat lebih mengerikan, meski sebenarnya ada cara penanggulangannya," imbuhnya.