Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Berbaikan, Malaysia Menurunkan Nada Kritiknya ke India

Adapun, India sebagai pembeli terbesar produk CPO pada bulan lalu telah membatasi impor produk CPO dari Malaysia.
Anwar Ibrahim (kanan) didampingi CEO Executive Center for Global Leadership (ECGL) Tanri Abeng memberi paparan terkait di sela-sela acara The ECGL Leadership Forum, di Jakarta, Rabu (4/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Anwar Ibrahim (kanan) didampingi CEO Executive Center for Global Leadership (ECGL) Tanri Abeng memberi paparan terkait di sela-sela acara The ECGL Leadership Forum, di Jakarta, Rabu (4/7/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, PEKANBARU - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad disebut menarik kembali kritik diplomatisnya terhadap India.

Pasalnya, komentar dari perdana menteri tertua di dunia itu telah memicu aksi boikot pembelian minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dari Malaysia oleh India.

Presiden Partai Keadilan Rakyat Malaysia Anwar Ibrahim yang bakal menjadi pengganti Mahathir mengatakan biasanya suatu negara tidak akan membalas terlalu keras terhadap komentar yang dikeluarkan negara lain.

“Tapi kali ini Tun Mahathir agak terlalu ‘keras’. Sejak saat itu, dalam beberapa pekan terakhir ini dia [Mahathir] telah berusaha untuk menahan diri dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Saya yakin pemimpin di India akan menyadari fakta bahwa Mahathir memang berkata seperti itu, tapi sekarang dia akan lebih menahan diri,” kata Anwar seperti dikutip lewat Reuters, Kamis (6/2/2020).

Adapun, India sebagai pembeli terbesar produk CPO pada bulan lalu telah membatasi impor produk CPO dari Malaysia. Tak hanya itu, pemerintah India juga mengajak pedagang secara informal agar menyetop pembelian dari Malaysia selaku produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia setelah Indonesia.

Beberapa sumber mengatakan bahwa langkah itu merupakan retaliasi terhadap komentar Mahathir terkait UU kependudukan di India yang mendiskriminasikan agama Islam.

Mahathir juga membuat marah India lantaran India dituduh menginvasi Kashmir, daerah yang banyak penduduk Muslim, di bawah otonomi New Delhi tahun lalu.

Anwar yang akan menggantikan Mahathir tahun ini mengatakan bahwa pemimpin di Malaysia mungkin agak berlebihan dalam mengekspresikan kekhawatirannya secara diplomatis sehingga membuat tersinggung pemerintah India.

Anwar juga menyebut dirinya dan Mahathir telah mendiskusikan tensi dengan New Delhi dan menyimpulkan untuk penting menjaga hubungan ekonomi dan dagang dengan negara-negara seperti India maupun China tanpa harus sepakat dengan politik di dalam negeri masing-masing negara tersebut.

Adapun, impor CPO dari Malaysia ke India pada Januari anjlok 80% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 40.400 ton. Berdasarkan data Malaysian Palm Oil Council, India membeli sekitar 4,4 juta ton CPO dari Malaysia pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper