Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang peresmian Brexit, Sabtu (31/1/2020), negara asal Ratu Elizabeth itu tengah bersiap memasuki babak baru hubungan dagang dan ekonomi.
Tidak hanya negara-negara dalam blok ekonomi tersebut, tetapi juga negara mitra strategis, termasuk Indonesia.
Selain menarik kunjungan wisatawan dari Indonesia, Inggris juga menjadi destinasi favorit bagi mahasiswa Tanah Air untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Berkaitan dengan hal itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins menegaskan tidak ada perubahan mendasar dari regulasi paspor dan visa karena Inggris tidak pernah menerapkan dari Visa Schengen yang dipakai di daratan Eropa.
"Pada basis legal tidak ada perubahan yang berarti," kata Jenkins di Kantor Kedutaan Besar Inggris, Jumat (31/1/2020).
Dia melanjutkan paspor Inggris hanya akan berubah secara fisik saja dimana warna halaman mukanya diganti dari merah burgundy menjadi biru, tanpa mencantumkan nama dan logo Uni Eropa. Paspor baru tersebut sudah mulai diterbitkan pada Oktober 2019.
Selain hal-hal minor tersebut, tidak ada perubahan lain termasuk komitmen Inggris untuk menjadi negara yang terbuka bagi warga dunia.
Setelah meninggalkan Uni Eropa dalam hitungan jam ke depan, lanjutnya, Inggris akan menegaskan visi global dalam hal hubungan baru, baik dengan Uni Etopa maupun negara-negara lain. Visi yang terangkum dalam definisi Global Britania tersebut, mencakup upaya untuk mencari pasar baru di belahan dunia lainnya, khususnya di Asia.
"Global Britania berarti menjadi negara perdagangan bebas dan liberal. Dengan keyakinan bahwa Inggris mampu menjangkau dunia, kami adalah negara yang ambisius dengan ide-ide besar," ujarnya.
Setelah Parlemen Inggris dan Uni Eropa menyepakati persetujuan pemisahan ini, kedua belah pihak akan menjalani masa transisi selama 11 bulan hingga akhir 2020. Selama masa transisi tersebut, regulasi yang berlaku di Uni Eropa akan tetap berjalan di Inggris.