Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hoax Seputar Virus Corona, Mulai Xiaomi Hingga Bawang Putih

Perbincangan hangat seputar virus corona dibarengi dengan berbagai hoaks yang beredar.
Penumpang tiba di LAX dari Shanghai, China, setelah adanya kasus positif coronavirus diumumkan di pinggiran Orange County, Los Angeles, California, AS, 26 Januari 2020./REUTERS - Ringo Chiu
Penumpang tiba di LAX dari Shanghai, China, setelah adanya kasus positif coronavirus diumumkan di pinggiran Orange County, Los Angeles, California, AS, 26 Januari 2020./REUTERS - Ringo Chiu

Bisnis.com, JAKARTA — Perbincangan hangat seputar virus corona dibarengi dengan berbagai hoaks yang beredar. 

Hoaks pertama adalah gawai bermerek Xiaomi diduga bisa menyebarkan virus corona. Gadget tersebut memang dibuat dan diciptakan di Cina. Tak heran, banyak orang percaya bahwa penggunaannya bisa menyebarkan novel Coronavirus (nCov) alias virus corona yang sedang mewabah.

Selanjutnya, ada pula hoaks tentang membeli pakaian yang diimpor dari Cina bisa menyebabkan penyebaran virus corona. Maklum, banyak sekali barang Cina yang diekspor ke berbagai negara.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa virus corona hanya menyebar lewat kontak fisik dengan pasien. “Artinya mau pakaian atau barang apapun dari Cina tidak berpengaruh untuk menyebarkan virus corona,” katanya saat ditemui di lapangan Kementerian Kesehatan Jakarta pada Selasa (28/1/2020).

Hoaks lain yang beredar adalah tentang bawang putih bisa menyembuhkan virus corona. Tak menampik manfaat baik dari bawang putih, namun Terawan mengatakan bahwa hingga kini belum ada pengobatan yang ditemukan untuk mengatasi virus tersebut. “Kalau sudah ada, pasti langsung diberitakan oleh WHO (Badan Kesehatan Dunia) untuk kita sampaikan ke masyarakat. Sekarang belum ada,” katanya.

Terakhir dan tak kalah menggemparkan, virus corona dijadikan konspirasi senjata biologis. Melalui informasi yang tidak jelas asalnya, diyakini virus tersebut digunakan Cina untuk menguasai dunia. Sehingga akhirnya, seluruh masyarakat di bumi takluk di bawah naungan Cina.

Menurut Terawan, memang banyak hoaks yang beredar seperti ini. Namun jika dikaji hingga saat ini, belum ada bukti yang membenarkannya. “Sumbernya tidak jelas, penelitian dan penyelidikan juga belum ada. Jadi belum tentu benar. Masyarakat harus lebih pandai memilah mana yang benar dan salah,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper