Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Wabah Virus Corona, Kota Tianjin Lakukan Blokade

Kota Tianjin di wilayah China timur akan menutup seluruh layanan bus antarprovinsi mulai 27 Januari untuk mengendalikan wabah virus corona, demikian dilaporkan surat kabar People's Daily, Minggu (26/1/2020).
Suasana Kota Tianjing pada Kamis (23/1/2020) atau empat hari sebelum penutupan bagi kendaraan luar provinsi terkait wabah virus corona./ANTARA-M. Irfan Ilmie
Suasana Kota Tianjing pada Kamis (23/1/2020) atau empat hari sebelum penutupan bagi kendaraan luar provinsi terkait wabah virus corona./ANTARA-M. Irfan Ilmie

Bisnis.com, SHANGHAI - Wabah virus Corona menjadi horor yang mencekam China juga dunia.

Kota Tianjin di wilayah China timur akan menutup seluruh layanan bus antarprovinsi mulai 27 Januari untuk mengendalikan wabah virus corona, demikian dilaporkan surat kabar People's Daily, Minggu (26/1/2020).

Laporan yang mengutip keputusan Komisi Transportasi Kota Tianjin itu tidak menyebutkan kapan layanan-layanan bus tersebut akan dilanjutkan.

Hingga Sabtu (25/1), jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona baru di China telah meningkat menjadi 56 sementara mereka yang terjangkiti virus tersebut mencapai hampir 2.000 orang di China.

Info paling akhir menyebutkan lebih dari 2.000 orang di seluruh dunia telah terinfeksi virus Corona dan 56 orang dilaporkan meninggal dunia, sebagian besar beraal dari China.

Akibat kondisi itu, Presiden Xi Jinping mengatakan dalam pertemuan politbiro kemarin bahwa China tengah menghadapi "situasi yang serius". Sedangkan otoritas kesehatan di seluruh dunia berjuang untuk mencegah penyebaran virus tersebut.

Virus yang diyakini berasal dari pasar makanan laut di pusat kota Wuhan yang menjual satwa liar secara ilegal itu telah menyebar ke kota-kota China termasuk Beijing dan Shanghai. Negara lainnya yang juga terkena wabah adalah Amerika Serikat, Thailand, Korea Selatan, Jepang , Australia, Prancis, dan Kanada.

Organisasi Kesehatan Dunia belum menyebut wabah itu sebagai darurat kesehatan global, tetapi beberapa pakar kesehatan mempertanyakan apakah China dapat terus menahan penyebarannya.

China mengkonfirmasi 1.975 kasus pasien yang terinfeksi dengan virus Corona baru pada 25 Januari, sementara jumlah kematian akibat virus telah meningkat menjadi 56, menurut siaran CCTV seperti dikutip Reuters, Minggu (26/1/2020).

Wabah itu telah mendorong penambahan pembatasan pergerakan orang di China. Di Kota Wuhan hanya kendaraan darat yang boleh digunakan dan hal itu hanya dibolehkan dalam kondisi darurat.

Amerika Serikat menyatakan pihaknya akan merelokasi personel di konsulatnya di Wuhan ke Amerika Serikat dan akan menawarkan sejumlah kursi terbatas kepada warga negara AS dalam penerbangan 28 Januari ke San Francisco.

Otoritas kesehatan di Beijing mendesak orang-orang untuk tidak berjabat tangan, melainkan memberi hormat menggunakan gerakan tradisional saja. Saran itu dikirim dalam pesan teks yang dikirimkan ke pengguna ponsel di kota pada hari ini.

Kanada mengumumkan kasus “dugaan” pertama yang dikonfirmasi tentang virus tersebut pada seorang penduduk yang telah kembali dari Wuhan.

Pasien, seorang pria berusia 50-an, tiba di Toronto pada 22 Januari dan dirawat di rumah sakit pada hari berikutnya setelah mengalami gejala penyakit pernapasan, kata satu pejabat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper