Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Pimpin Tren Pemangkasan Suku Bunga di Asia Tenggara

Bank Sentral Malaysia secara tidak terduga memangkas suku bunga acuannya, setelah sejumlah negara berkembang seperti Turki dan Afrika Selatan, telah lebih dulu melonggarkan kebijakan moneternya di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Bank Negara Malaysia/alumni.bnm.gov.my
Bank Negara Malaysia/alumni.bnm.gov.my

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Malaysia secara tidak terduga memangkas suku bunga acuannya, setelah sejumlah negara berkembang seperti Turki dan Afrika Selatan, telah lebih dulu melonggarkan kebijakan moneternya di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Bank Negara Malaysia memangkas suku bunga overnight sebesar 25 basis poin menjadi 2,75%, langkah yang diprediksi oleh hanya 2 dari 26 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Sisanya memproyeksikan tidak ada perubahan.

Regulator berupaya untuk meningkatkan ekonomi Malaysia setelah menunjukkan tanda-tanda ketegangan akibat perlambatan global tahun lalu.

"Kebijakan ini adalah langkah pre-emptive untuk mengamankan laju pertumbuhan yang membaik di tengah stabilitas harga," tulis bank sentral dalam pernyataan resmi, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (22/1/2020).

Langkah ini membawa suku bunga acuan Malaysia pada level terendah sejak Mei 2011.

Bank sentral menurunkan suku bunganya satu kali pada tahun lalu dan mengurangi rasio cadangan wajib pada November karena pertumbuhan pada kuartal ketiga tergelincir ke laju paling lambat dalam setahun belakangan.

Dalam pernyataannya, Bank Negara Malaysia mengutip risiko penurunan terhadap pertumbuhan, termasuk ketidakpastian dari berbagai negosiasi perdagangan, risiko geopolitik, pertumbuhan mitra dagang utama yang lebih lemah dari perkiraan, meningkatnya volatilitas di pasar keuangan, dan faktor domestik.
 
"Menurut kami, pemotongan ini penting dilakukan pada Januari untuk merangsang ekonomi," kata Muhammad Zafri Zulkeffeli, seorang ekonom di MIDF, salah satu dari dua analis yang memprediksi dengan benar penurunan suku bunga.

"Karena pemerintah memperkirakan pertumbuhan PDB menjadi 4,8% di tahun ini, sementara konsensus lebih rendah dari itu, sehingga diperlukan sesuatu untuk mendorong perekonomian tahun ini," tambahnya.

Setelah Malaysia, Bank Indonesia akan mengumumkan kebijakan moneternya di mana 29 dari 34 ekonom memperikirakan bahwa bank sentral akan menahan suku bunga tidak berubah, meskipun sebelumnya Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan akan menjaga kebijakan yang akomodatif.

Pasar negara berkembang memiliki ruang yang relatif lebih besar untuk pelonggaran kebijakan moneter, sementara beberapa ekonomi terbesar dunia, termasuk China, Jepang, Eropa, Inggris, Kanada, dan India, semuanya memiliki suku bunga riil negatif.

Meski demikian, ruang gerak bank sentral di pasar negara berkembang berpotensi menyempit tahun ini, karena The Fed dan bank sentral utama lainnya terlihat akan mempertahankan kebijakan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper