Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China: Belum Ada Jadwal Pembicaraan Kesepakatan Fase Dua

Seorang pejabat yang terlibat dalam perundingan perdagangan Amerika Serikat dan China mengatakan kedua belah pihak belum menetapkan jadwal untuk fase selanjutnya dari negosiasi perdagangan keduanya.
Perang dagang AS China/istimewa
Perang dagang AS China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Seorang pejabat yang terlibat dalam perundingan perdagangan Amerika Serikat dan China mengatakan kedua belah pihak belum menetapkan jadwal untuk fase selanjutnya dari negosiasi perdagangan keduanya.

Fokus untuk saat ini adalah pada implementasi kesepakatan fase-satu,” ungkap wakil kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China Ning Jizhe di sela-sela World Economic Forum di Davos, Selasa (21/1/2020), seperti dikutip Bloomberg.

Presiden AS Donald Trump mengatakan perundingan fase dua akan dimulai "segera setelah" perjanjian fase satu "dimulai." Dia mengatakan akan melakukan perjalanan ke Beijing untuk memulai perundingan, meskipun belum ada tanggal yang diumumkan.

"Saya akan setuju untuk melepas tarif itu jika kita bisa melakukan tahap dua. Dengan kata lain, kami sedang bernegosiasi dengan tariff," kata Trump pekan lalu saat upacara penandatanganan.

Kesepakatan yang ditandatangani oleh Trump dan negosiator perdagangan utama China bulan ini di Washington berkomitmen untuk menindak pencurian teknologi dan rahasia perusahaan AS oleh perusahaan-perusahaan dan entitas-entitas negara, sementara menguraikan pengeluaran belanja sebesar US$200 miliar untuk mencoba menutup defisit neraca dengan AS.

Keraguan segera muncul atas kemungkinan peningkatan pembelian dari AS ke level tersebut, terutama jika melibatkan pengalihan impor dari negara lain.

“Negara-negara Eropa tidak perlu khawatir karena kesepakatan itu tidak akan berdampak pada hubungan perdagangan China dengan negara ketiga dan China masih memiliki banyak ruang untuk mengimpor dari negara lain,” kata Ning.

Wakil Perdana Menteri Han Zheng juga mengambil kesempatan dalam pidato di Davos untuk meyakinkan para pemimpin global bahwa perjanjian itu tidak akan merugikan ekspor negara mereka ke China.

Han mengatakan komitmen negaranya untuk membeli lebih banyak dari AS sejalan dengan kewajiban Organisasi Perdagangan Dunia dan tidak akan memengaruhi impor lainnya. Han juga berjanji untuk menurunkan hambatan bagi investor asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper