Bisnis.com, JAKARTA - Gempa berkekuatan 6,4 magnitudo yang dimutakhirkan menjadi 6,1 terjadi di perairan Simeulue, Aceh, Selasa (7/1/2020). Dua unit sarana pemerintah rusak ringan.
Agus Wibowo, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB mengatakan berdasarlan laporan BPBD Kabupaten Simeulue, gempa yang terjadi sekitar pukul 13.05 WIB itu menyebabkan kerusakan ringan pada dua unit sarana pemerintah.
Dari data sementara itu, keretakan ringan bangunan dan pecahnya kaca jendela terjadi di sarana pemerintah. Namun tidak dijelaskan bangunan pemerintah yang dimaksud.
"BNPB mengimbau masyarakat tenang dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Masyarakat diharapkan untuk memonitor informasi resmi kegempaan di situs BMKG atau informasi terkait lain di institusi resmi seperti BNPB dan BPBD setempat," katanya melalui keterangan resmi, Selasa (7/1/2020).
BPBD Simeulue kata dia melaporkan bahwa guncangan gempa bumi dirasakan di Simeulue dengan intensitas IV MMI, Tapak Tuan, Singkil, Nias Utara dan Gunung Sitoli III MMI, Medan II-III MMI, serta Nias Barat dan Meulaboh II MMI.
Berdasarkan data BMKG, gempa susulan terjadi sebanyak satu kali dengan kekuatan M 3,3 dan terjadi pada 13.45 WIB. Adapun di Kabupaten Meulaboh, sejumlah bangunan juga dilaporkan mengalami pecah kaca jendela.
Namun begitu, belum ada laporan korban jiwa yang terjadi akibat peristiwa ini. Berdasarkan catatan Bisnis, gempa kali ini merupakan guncangan paling kuat di perairan Aceh sepanjang 2020.
Di sisi lain, BMKG menyebut melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi siang tadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia di Barat Sumatera.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik atau thrust fault," tulis keterangan resmi BMKG.