Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Ingatkan Korut soal Uji Coba Senjata Nuklir Saat Tahun Baru

Amerika Serikat (AS) memperingatkan Korea Utara (Korut) tentang konsekuensi, jika melakukan ancaman dengan menggelar uji coba senjata yang spektakuler pada Tahun Baru, namun menawarkan fleksibilitas jika tetap ingin melakukan pembicaraan soal denuklirisasi.
Sebuah proyektil ditembakkan selama uji coba rudal Korea Utara dalam gambar tak bertanggal ini yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 28 November 2019./Reuters
Sebuah proyektil ditembakkan selama uji coba rudal Korea Utara dalam gambar tak bertanggal ini yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 28 November 2019./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) memperingatkan Korea Utara (Korut) tentang konsekuensi, jika melakukan ancaman dengan menggelar uji coba senjata yang spektakuler pada Tahun Baru, namun  menawarkan fleksibilitas jika tetap ingin melakukan pembicaraan soal denuklirisasi.

Frustrasi akibat belum dilonggarkannya sanksi meski telah tiga kali melakukan KTT dengan Presiden Donald Trump, Korea Utara bersumpah akan memberi "hadiah Natal" yang tidak menyenangkan, jika AS tidak memberi konsesi pada akhir tahun.

Dalam sebuah sesi sidang Dewan Keamanan PBB tentang Korea Utara, Duta Desar AS Kelly Craft menyuarakan keprihatinan bahwa negara otoriter itu mengindikasikan akan menguji rudal balistik antarbenua "yang dirancang untuk menyerang benua Amerika Serikat dengan senjata nuklir.

"Uji coba rudal dan nuklir tidak akan memberikan keamanan yang lebih besar bagi Korea Utara," kata Craft seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (12/12/2019).

Dia optimistis Korea Utara akan berpaling dari permusuhan dan ancaman lebih lanjut, bukan membuat keputusan berani untuk terlibat permusuhan dengan AS.

Mengingatkan pada sanksi lebih lanjut, Craft berkata: "Jika yang terjadi sebaliknya, maka AS dan Dewan Keamanan harus siap untuk bertindak sesuai kebutuhan."

Craft mengenyampingkan tuntutan Korea Utara dalam minggu-minggu terakhir tahun ini dengan mengatakan: "Biarkan saya jelaskan: Amerika Serikat dan Dewan Keamanan memiliki tujuan, bukan tenggat waktu."

Akan tetapi, dia mengatakan Amerika Serikat, yang menggunakan kepemimpinannya di Dewan Keamanan PBB, bersedia untuk terus berunding.

"Kami tetap siap untuk mengambil tindakan secara paralel, dan secara bersamaan mengambil langkah konkret menuju perjanjian ini," kata Craft.

Trump memuji hubungannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un setelah pertemuan puncak perrtama tahun lalu di Singapura dan dua pertemuan berikutnya, tetapi Korea Utara menunjukkan frustrasi sejak pertemuan puncak yang ditunggu-tunggu di Hanoi pada Februari tahun ini yang berakhir dengan jalan buntu.

Kedua negara bertemu di Stockholm pada Oktober laalu untuk memulai pembicaraan tingkat kerja, meskipun Korea Utara mengecam pertemuan itu dan menuduh Amerika Serikat tidak menawarkan apa pun.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper