Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) memperingatkan Korea Utara (Korut) tentang konsekuensi, jika melakukan ancaman dengan menggelar uji coba senjata yang spektakuler pada Tahun Baru, namun menawarkan fleksibilitas jika tetap ingin melakukan pembicaraan soal denuklirisasi.
Frustrasi akibat belum dilonggarkannya sanksi meski telah tiga kali melakukan KTT dengan Presiden Donald Trump, Korea Utara bersumpah akan memberi "hadiah Natal" yang tidak menyenangkan, jika AS tidak memberi konsesi pada akhir tahun.
Dalam sebuah sesi sidang Dewan Keamanan PBB tentang Korea Utara, Duta Desar AS Kelly Craft menyuarakan keprihatinan bahwa negara otoriter itu mengindikasikan akan menguji rudal balistik antarbenua "yang dirancang untuk menyerang benua Amerika Serikat dengan senjata nuklir.
"Uji coba rudal dan nuklir tidak akan memberikan keamanan yang lebih besar bagi Korea Utara," kata Craft seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (12/12/2019).
Dia optimistis Korea Utara akan berpaling dari permusuhan dan ancaman lebih lanjut, bukan membuat keputusan berani untuk terlibat permusuhan dengan AS.
Mengingatkan pada sanksi lebih lanjut, Craft berkata: "Jika yang terjadi sebaliknya, maka AS dan Dewan Keamanan harus siap untuk bertindak sesuai kebutuhan."
Craft mengenyampingkan tuntutan Korea Utara dalam minggu-minggu terakhir tahun ini dengan mengatakan: "Biarkan saya jelaskan: Amerika Serikat dan Dewan Keamanan memiliki tujuan, bukan tenggat waktu."
Akan tetapi, dia mengatakan Amerika Serikat, yang menggunakan kepemimpinannya di Dewan Keamanan PBB, bersedia untuk terus berunding.
"Kami tetap siap untuk mengambil tindakan secara paralel, dan secara bersamaan mengambil langkah konkret menuju perjanjian ini," kata Craft.
Trump memuji hubungannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un setelah pertemuan puncak perrtama tahun lalu di Singapura dan dua pertemuan berikutnya, tetapi Korea Utara menunjukkan frustrasi sejak pertemuan puncak yang ditunggu-tunggu di Hanoi pada Februari tahun ini yang berakhir dengan jalan buntu.
Kedua negara bertemu di Stockholm pada Oktober laalu untuk memulai pembicaraan tingkat kerja, meskipun Korea Utara mengecam pertemuan itu dan menuduh Amerika Serikat tidak menawarkan apa pun.