Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkes dan Kemenparekraf Kembangkan Wisata Kebugaran dan Jamu

Sebagai wujud pelaksanaan wisata kesehatan (health tourism), Menkes Terawan Agus Putranto meluncurkan 1 dari 4 bagian wisata kesehatan yaitu wisata kebugaran dan jamu.
Menkes Terawan Agus Putranto - Dok. Kemenkes
Menkes Terawan Agus Putranto - Dok. Kemenkes

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai wujud pelaksanaan wisata kesehatan (health tourism), Menkes Terawan Agus Putranto meluncurkan 1 dari 4 bagian wisata kesehatan yaitu wisata kebugaran dan jamu. 

Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah bekerjasama dalam mengembangkan Wisata Kesehatan berdasarkan Konsep dan Peta Jalan Pengembangan Wisata Kesehatan yang disepakati bersama, Wisata Kesehatan terdiri dari 4 (empat) klaster yaitu: (a) Wisata Medis; (b) Wisata Kebugaran dan Jamu; (c) Wisata Olahraga yang mendukung Kesehatan; dan (d) Wisata Ilmiah Kesehatan.

Menkes menegaskan, Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sepakat untuk memprioritaskan pengembangan wisata kebugaran dan jamu, karena dinilai memiliki prospek kesehatan, budaya dan ekonomi yang tinggi.

“Penetapan Wisata Kebugaran dan Jamu menjadi prioritas ini merupakan keputusan yang tepat, selain mempunyai nilai jual yang tinggi, Indonesia menawarkan tindakan promotif dan preventif lebih utama dalam bidang kesehatan,” kata Menkes dikutip dari siaran pers Kemenkes, di Jakarta pada Selasa (19/11/2019).

Sebagai tindaklanjut dari kesepakatan tersebut, Kementerian Kesehatan membentuk Tim Gugus Tugas Pelaksanaan Pengembangan Wisata Kesehatan yang beranggotakan lintas program, lintas Kementerian/Lembaga, Pelaku Bisnis, Akademisi, Media, Masyarakat dan stakeholders non pemerintah lainnya termasuk pelayanan kesehatan swasta dan produsen jamu dan pengobatan tradisional yang telah memiliki kesiapan untuk melaksanakan wisata kesehatan.

Hasil survei Global Buyers Survey 2016 – 2017 menunjukkan, ada sekitar 11 juta wisatawan atau sekitar 3%-4% dari total penduduk dunia melakukan perjalanan wisata dengan tujuan wisata medis.

Sedangkan menurut survei Global Wellness Economy Monitor January pada tahun 2017 yang merupakan data tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah perjalanan untuk pariwisata kebugaran sebanyak 691 juta, jumlah ini meningkat 104,4 juta dibandingkan tahun 2013. dari 691 juta perjalanan wisata tersebut, hanya 11% yang tujuan utamanya untuk wisata kebugaran, sedangkan sisanya yaitu 89% bertujuan untuk mencari dan mendapatkan wisata kebugaran.

Ini menunjukkan bahwa pariwisata kesehatan khususnya kebugaran memiliki prospek yang kian berkembang ke depannya. Karenanya, Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah berupaya untuk mengelola serta mengembangan wisata kebugaran. Salah satunya dengan menetapkan beberapa daerah sebagai perjalanan wisata kebugaran diantara Daerah Joglosemar yaitu Jogja, Solo dan Semarang yang menawarkan kearifan lokal, Bali dengan sajian layanan berkelas serta Jakarta dengan teknologi barunya.

“Selain itu pengembangan wisata kesehatan diharapkan mampu menciptakan multiplier effect untuk menumbuhkan minat investasi di bidang pelayanan wisata kesehatan yang semakin tinggi di Indonesia,” ungkap Menkes.

Di Indonesia sendiri telah memiliki badan yang secara khusus mengembangkan wisata dengan memanfaatkan klinik herbal yaitu Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (BP2P2TOOT) yang berada di Tawangmangu, Jawa Tengah.

Untuk mendukung konsep dan peta jalan Health Tourism, Kementerian Kesehatan menyatakan keseriusannya dalam mengembangkan dan mengarap wisata kesehatan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan disusunnya buku Katalog Wisata Kesehatan sebagai upaya penyebaran informasi bagi wisatawan akan kesediaan fasilitas layanan kesehatan unggulan di daerah wisata prioritas.

“Dalam buku Katalog Wisata Kesehatan menginformasikan berbagai fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit baik publik maupun swasta yang telah siap menyelenggarakan layanan unggulan (medical tourism), informasi tentang fasilitas kesehatan tradisional unggulan jamu dan herbal serta wisata kebugaran (wellness tourism), serta peluang lain seperti wisata kesehatan olah raga (sport health tourism) dan wisata ilmiah kesehatan yang memiliki peluang yang besar dalam meningkatkan kunjungan wisatawan di Indonesia,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper