Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dan Swedia mengadakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) ke-6 di Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Sejumlah pembahasan yang mengemuka a.l. rencana kunjungan pejabat tinggi Indonesia ke Swedia, minyak sawit berkelanjutan, kerja sama pertahanan, transportasi, dan rencana dialog antariman.
Delegasi RI dipimpin oleh Pelaksana Tugas Dirjen Amerika dan Eropa Kemenlu Teuku Faizasyah, sedangkan delegasi Swedia dipimpin oleh Deputy Director-General, Head of Department for Asia and Pacific Kemenlu Swedia Cecilia Ruthström-Ruin.
Indonesia yang memiliki target mengurangi defisit perdagangan RI-Swediabermaksud meningkatkan investasi yang masih rendah dibandingkan kapasitas outbound investment Swedia, memperkuat kemitraan kerja sama untuk digital economy (start-up) dengan inovasi tinggi, pengembangan kemitraan dalam kerja sama multilateral (UNSC, Dewan HAM, Disarmament dan Women, Peace, and Security), dan pengembangan kemitraan dalam kerja sama di bidang pendidikan dan riset serta teknologi.
“Swedia penting bagi Indonesia khususnya dalam sektor investasi di mana Swedia merupakan negara yang aktif dalam sektor energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan, manufaktur, ritel, serta infrastruktur maritim,” demikian isi siaran pers KBRI Stockholm, Selasa (19/11/2019).
Pada semester I/2019, investasi Swedia di Indonesia meningkat 29,8% menjadi US$21,8 juta setelah pada periode sama sebelumnya menorehkan US$16,8 juta. KBRI menyatakan peningkatan itu menunjukkan potensi yang dimiliki oleh Swedia sangat besar dan terdapat minat Swedia untuk berinvestasi di Indonesia yang dipandang sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, Swedia juga merupakan mitra kerja sama di bidang pengembangan teknologi energi bersih, baru dan terbarukan, pendidikan, ristek, dan konservasi lingkungan.
FKB sebelumnya dilaksanakan di Stockholm, Swedia pada 2017.