Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres 2024, Akademisi : Prabowo Melemah, Anies Menguat

Nilai jual Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024 pada titik terendah.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kedua kiri) menginspeksi pasukan saat upacara penyambutan di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (24/10/2019)./Antara-M Risyal Hidayat
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kedua kiri) menginspeksi pasukan saat upacara penyambutan di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (24/10/2019)./Antara-M Risyal Hidayat

Bisnis.com, KUPANG - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, menyatakan nilai jual Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024 pada titik terendah.

Kondisi ini disebabkan karena Prabowo Subianto yang hari ini sudah masuk dalam gerbong PDI Perjuangan, tidak lebih dari perilaku politik bunglon, kata Ahmad Atang di Kupang, Jumat (8/11/2019).

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan fenomena politik nasional akhir-akhir ini, dimana mulai ada rancangan untuk Pilpres 2024, dan bagaimana dengan posisi Prabowo.

Pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin belum berlangsung lama. Namun, perubahan konstelasi politik di level nasional kini berubah begitu cepat. Beberapa politisi bahkan sudah mulai merancang pasangan untuk Pilpres 2024 kelak.

Kini, kalangan politisi telah mewacanakan mantan rival Jokowi di dua kali pilpres Prabowo Subianto berpasangan dengan Puan Maharani.

"Menurut saya, Prabowo yang hari ini sudah masuk dalam gerbong PDI Perjuangan tidak lebih dari perilaku politik bunglon. Di sini Prabowo memiliki cacat politik secara permanen, sehingga harga jual untuk Pilpres 2024 berada pada posisi terendah," katanya.

Mengenai politik Islam dia mengatakan, setelah Prabowo Subianto masuk dalam gerbong PDI Perjuangan, maka peluang politik Islam lebih solid jika figur yang didorong adalah Anies Baswedan.

Karena itu, masuknya NasDem justru memperkuat dukungan terhadap Anies, yang bukan saja dari partai Islam modernis namun dari partai nasionalis seperti NasDem, katanya.

Dia mengatakan, NasDem akan memperlebar sayap politik dengan merangkul partai lain bergabung setelah pertemuan petinggi NasDem-PKS dan meninggalkan PDI Perjuangan dan Gerindra.

Paling tidak, selain PKS, masih ada PAN dan Demokrat yang kemungkinan besar menjadi gerbong Nasdem selanjutnya untuk mengusung Anies Baswedan, katanya.

Selain itu, NasDem juga akan memperkuat dukungan non partai seperti NU yang secara psikologis ditinggalkan oleh PDIP dan Jokowi.

"NU tidak mendapatkan peran signifikan dalam pemerintahan Jokowi, dan ini akan menjadi pintu masuk bagi NasDem untuk melakukan komunikasi politik, katanya menjelaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper