Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemimpin Oposisi Akan Kembali, Kamboja Kerahkan Pasukan Bersenjata

Pemerintah Kamboja mengerahkan pasukan bersenjata di sepanjang perbatasannya serta mengadakan latihan tembak langsung menjelang rencana kembalinya para pemimpin partai oposisi utama yang disebut sebagai upaya kudeta.
Ilustrasi: Sungai Mekong di kawasan Kamboja/Reuters-Chor Sokunthea
Ilustrasi: Sungai Mekong di kawasan Kamboja/Reuters-Chor Sokunthea

Bisnis.com, JAKARTA – Kamboja mengerahkan pasukan bersenjata di sepanjang perbatasannya serta mengadakan latihan tembak langsung menjelang rencana kembalinya para pemimpin partai oposisi utama. Menurut Perdana Menteri Hun Sen kembalinya para aktivis oposisi tersebut merupakan sebuah upaya kudeta.

Dikutip dari Reuters, Senin (4/11/2019), setidaknya ada 48 aktivis oposisi di negara tersebut yang telah ditangkap pada 2019 dan dituduh ingin menggulingkan pemerintah berkaitan dengan kembalinya Sam Rainsy, pendiri partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) yang telah dibubarkan.

Adapun Rainsy akan menghadapi penangkapan jika kembali ke Kamboja. “Di sepanjang perbatasan, kami menggunakan pasukan yang ada di darat… dan kami menggunakan peluru sungguhan dalam latihan,” kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Chhum Sucheat.

Rainsy, pimpinan partai oposisi tersebut, melarikan diri ke Prancis selama empat tahun setelah dijatuhi hukuman pidana atas pencemaran nama baik dan diperintahkan membayar kompensasi US$1 juta. Dia juga menghadapi hukuman penjara lima tahun dalam kasus terpisah.

Dia sebelumnya mengatakan sah-sah saja untuk berusaha menjatuhkan Hun Sen karena Perdana Menteri tersebut telah menciptakan negara satu partai dan tidak siap untuk mengadakan pemilihan yang bebas dan adil.

Tahun lalu, Hun Sen memperpanjang kekuasaannya lebih dari tiga decade dalam pemilihan di mana partainya yang berkuasa memenangkan semua kursi di parlemen.

Sedangkan CNRP telah dibubarkan oleh Mahkamah Agung berbulan-bulan sebelum pemilihan, setelah penangkapan pemimpin partai 2017 Kem Sokha.

Dalam sebuah video yang diposting di media sosial pada Senin, Rainsy mengimbau para prajurit untuk tidak mematuhi jika Hun Sen memerintahkan mereka untuk menembak sesama warga Kamboja.

“Hun Sen bergantung pada pasukan bersenjata, polisi, polisi militer , pengawal, penjaga keamanan. Pasukan bersenjata itu jelas tidak akan mendengarkan perintah Hun Send an sekutunya,” kata Rainsy.

“Rencana saya untuk kembali ke tanah air telah lancar dan tidak akan berubah, meskipun ada ancaman, intimidasi, dan penganiayaan terhadap aktivis Partai Penyelamatan Nasional. Situasi ini menguntungkan bagi kaum nasionalis dan demokrat,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper