Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ombudsman Ingatkan Mendikbud Tak Hanya Urus Digitalisasi

Kabar24.com, JAKARTA - Anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Ahmad Suadi meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tidak hanya peduli dengan digitalisasi sekolah, namun juga pembangunan gedung sekolah yang masih kurang, terutama di daerah terpencil.
Siswa SD Yayasan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darussalam Sukaraja mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam tenda darurat di Desa Sukaraja, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Ardiansyah
Siswa SD Yayasan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darussalam Sukaraja mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam tenda darurat di Desa Sukaraja, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Ardiansyah

Kabar24.com, JAKARTA - Anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Ahmad Suadi meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim tidak hanya peduli dengan digitalisasi sekolah,  namun juga pembangunan gedung sekolah yang masih kurang, terutama di daerah terpencil.

"Jadi bukan hanya pendidikan digital saja tetapi juga perlu diperhatikan fasilitas dan prasarana sekolah juga jangan dilupakan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Dia menjelaskan selama ini masih banyak daerah yang belum memiliki sekolah dan ada juga sekolah yang mengalami kerusakan. Selain itu, Ombudsman banyak menampung keluhan dari masyarakat soal kebijakan penerimaan siswa baru dengan sistem zonasi. 

"Setiap tahun selalu masuk keluhan masyarakat mengenai sistem zonasi. Selain itu juga, banyak keluhan terkait kebijakan pemerintah daerah untuk melakukan ujian nasional menggunakan komputer, pada siswa yang sekolahnya belum punya fasilitas komputer atau didaerah terpencil yang belum ada jaringan internet," katanya.

Akibatnya, siswa dari daerah terpencil harus menumpang ke sekolah lain untuk melaksanakan ujian nasional.

Sementara itu, ahli ekonomi Prof Dr Emil Salim mengatakan pendapatan negara, terutama pendapatan negara yang surplus, harus digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang dirasakan langsung oleh banyak masyarakat. "Bukan hanya asal bangun infrastruktur saja," katanya. Emil Salim memberi contoh bagaimana pemerintah Indonesia menggunakan surplus dari kenaikan neraca minyak bumi yang terjadi pada tahun 70-an untuk pembangunan sekolah-sekolah di desa dan daerah tertinggal.

Menurut dia, Presiden Soeharto pada waktu itu langsung terjun ke lapangan dan Presiden Soeharto mengatakan harus membangun sekolah-sekolah itu supaya terjadi pemerataan pada masyarakat, terutama pemerataan pendidikan sekolah dasar di Indonesia.

"Masyarakat tahu mereka harus sekolah tetapi pada waktu itu belum ada gedung sekolah. Saat gedung-gedung sekolah selesai dibangun, dinamika semangat untuk sekolah tinggi dan tercapailah pemerataan," katanya.

Keberhasilan SD Inpres itu bahkan mengantarkan salah satu dari tiga ekonom asal Amerika meraih nobel. Mereka adalah Abhijit Banerjee, Esther Duflo dan Michael Kremer.

Penelitian Duflo diterbitkan di Agustus tahun 2000 dengan judul "schooling and labor market consequences of school construction in Indonesia: evidence from an unusual policy experiment" atau konsekuensi sekolah dan pasar tenaga kerja dari pembangunan sekolah di Indonesia: bukti dari eksperimen kebijakan yang tidak biasa.

Dalam abstraksinya dia menjelaskan penelitian ini berbasis pada realita yang terjadi di Indonesia tahun 1973 dan 1978, yang mana Indonesia membangun lebih dari 61.000 SD. Dalam risetnya, itu menunjukkan bahwa pembangunan SD Inpres menyebabkan peningkatan pendidikan dan pendapatan di Indonesia.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper