Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan siap melatih dan meningkatkan kompetensi masyarakat untuk masuk ke pasar kerja melalui program di Balai Latihan Kerja atau BLK Komunitas.
Surya Lukita Warman, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas di Kementerian Ketenagakerjaan, mengatakan bahwa pihaknya akan mengoptimalkan BLK Komunitas untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki karakter dan keterampilan untuk berwirausaha.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menargetkan mampu membangun dan mengembangkan BLK Komunitas di 1.000 lokasi, dan terus meningkat hingga 2.000 titik pada 2020.
Surya menuturkan, BLK Komunitas merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendekatkan akses pelatihan vokasi kepada masyarakat di sekitar pesantren.
Beberapa pelatihan yang dilakukan di BLK Komunitas, antara lain pembangunan karakter, soft skill, dan bekal keterampilan untuk para lulusan pesantren.
“Kami harap BLK Komunitas mampu membantu pemerintah mempercepat peningkatan kompetensi masyarakat secara masif, sekaligus mengatasi kesenjangan keterampilan. Dengan begitu, alumni pesantren dapat berperan lebih kuat dalam mengatasi kemiskinan,” katanya melalui keterangan resmi, Senin (21/2/2019).
Dalam proses pengembangannya, Kemnaker akan memberdayakan BLK yang ada di seluruh Indonesia untuk mengembangkan BLK Komunitas.
Dia mencontohkan BLK Makasar yang membina 21 BLK Komunitas di wilayah Sulawesi.
Muhammad Ridwan, Pengelola BLK Komunitas Ponpes Manbaul Ulum, mengatakan bahwa keberadaan BLK Komunitas akan meningkatkan keterampilan lulusan pesantren sebelum masuk ke dunia kerja.
“Bantuan pemerintah sangat bermanfaat, dan memudahkan masyarakat sekitar Ponpes untuk berlatih dan menambah penghasilan mereka,” katanya.
Menurutnya, masyarakat Maros menyambut baik keberadaan BLK Komunitas di Ponpes Manbaul Ulum.
Apalagi, di BLK Komunitas itu terdapat pelatihan menjahit yang banyak diminati oleh kaum ibu dan remaja putri, karena tidak ada batasan usia untuk menjadi peserta di lembaga tersebut.
“Dasar pendidikan BLK Komunitas untuk memperoleh keahlian, pekerjaan, dan memperoleh penghasilan untuk menghidupi diri sendiri, serta keluarganya,” ujarnya.
Romlah (48), salah seorang warga kabupaten Maros menyambut positif kehadiran BLK Komunitas di wilayahnya.
Dia ingin menjadi peserta dan mengikuti pelatihan menjahit yang disiapkan BLK Komunitas Manbaul Ulum.
“Saya senang jika BLK Komunitas tak lagi membatasi usia untuk menjadi peserta pelatihan. Saya sudah tak sabar mengikuti pelatihan,” ucapnya.