Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Citra Negatif DPR, Puan Maharani dan La Nyalla

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (ketiga kanan) memberikan ucapan selamat kepada Ketua DPR periode 2019-2024 yang juga anaknya Puan Maharani (keempat kanan) disaksikan Wakil Ketua Muhaimin Iskandar (kanan) Sufmi Dasco Ahmad (kedua kanan), Rachmad Gobel (kiri) dan M Aziz Syamsuddin (kedua kiri) usai pelantikan dalam Rapat Paripurna ke-2 Masa Persidangan I Tahun 2019-2020 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019)./Antara
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (ketiga kanan) memberikan ucapan selamat kepada Ketua DPR periode 2019-2024 yang juga anaknya Puan Maharani (keempat kanan) disaksikan Wakil Ketua Muhaimin Iskandar (kanan) Sufmi Dasco Ahmad (kedua kanan), Rachmad Gobel (kiri) dan M Aziz Syamsuddin (kedua kiri) usai pelantikan dalam Rapat Paripurna ke-2 Masa Persidangan I Tahun 2019-2020 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019)./Antara

Teladani Taufik Kiemas

Tidak salah kalau sosialisasi empat pilar itu hadir untuk menyejukkan kehidupan berbangsa di tengah menguatnya gerakan radikalisme dan intoleransi beragama.

Tidak salah kalau pakar komunikasi politik Lely Arrianie menilai optimistis citra DPR akan kembali membaik kalau Puan mampu meneladani kepemimpinan Taufik Kiemas.

"Jadi, ada harapan baru DPR RI dengan dipimpin oleh seorang perempuan Puan Maharani. Akan tetapi dia harus meneladani ayahnya jika ingin kepemimpinannya dan citra DPR baik di mata rakyat," ujarnya.  

Lely percaya, sebagai lulusan jurusan Komunikasi Massa di Universitas Indonesia (UI), Puan bisa bekerja sekaligus berkomunikasi baik dengan wartawan. Apalagi Puan juga pernah bekerja di lingkungan eksekutif sebagai menteri yang menjadi mitra DPR.

Karena itu juga, Puan diharapkan mampu mengawal kinerja DPR terkait tugas legislasi, penganggaran maupun pengawasan.

Hanya saja, tentu tidak fair kalau hanya berharap dari Puan, kinerja DPR juga sangat bergantung pada para anggotanya. Untuk itu, Lely menyarankan agar para anggota DPR belajar dari periode sebelumnya jika tidak ingin citranya bertambah buruk di mata rakyat.

Apalagi, semua jabatan eksekutif maupun legislatif diatur oleh partai politik. Artinya, jika partai politik dan para anggota DPR mengulangi kesalahan masa lalu dan membuat tindakan blunder dalam membahas undang-undang, dikhawatirkan mahasiswa akan kembali mendemo DPR.

Halaman Sebelumnya
Akankah Puan Harapan Baru?
Halaman Selanjutnya
Bamsoet dan MPR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper