Bisnis.com, JAKARTA - Polri menyebutkan ada setting tertentu yang disiapkan massa aksi saat menghindar dari kejaran aparat.
Massa aksi yang melarikan diri saat dikejar anggota Brimob Polda Metro Jaya ke Rumah Sakit dan tempat ibadah dinilai pihak kepolisian memiliki tujuan tertentu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengakui pola pelarian seperti itu mirip dengan pola kelompok radikal di Indonesia.
Menurut Dedi, saat massa lari ke rumah sakit dan tempat ibadah ada salah satu dari massa aksi yang merekam dan memviralkannya.
"Mereka sudah menyeting sedemikian rupa ya, seperti masuk ke RS, masuk ke ambulans dan masuk ke hotel dan tempat publik lain agar terpancing, kemudian diviralkan oleh pengambil video," tutur Dedi, Selasa (1/10/2019).
Kendati demikian, Dedi tidak menjelaskan lebih jauh kelompok radikal mana yang memiliki pola pelarian seperti itu,
Menurut Dedi, settingan seperti itu sudah terbaca oleh pihak Kepolisian.
"Itu setting propaganda radikal ekstrem," tegas Dedi.
Seperti diketahui, pada Senin malam sejumlah massa aksi yang dipukul mundur aparat mencoba menyelamatkan diri ke rumah sakit RSAD Harapan Kita.
Tak hanya itu, sebagian massa lainnya berlari ke permukiman di belakang rumah sakit tersebut.
Sementara itu, polisi mendapati di antara massa aksi terdapat penyusup yang menyamar sebagai pelajar.