Bisnis.com, MAKASSAR - Warga Sulsel yang meninggal pada kerusuhan Wamena yang terjadi sejak Senin (22/9/2019) lalu kini bertambah menjadi 24 orang. Pemprov Sulsel terus berupaya berkomunikasi dan berkoordinasi instens dengan Pemprov Papua untuk memastikan warga lainnya yang masih mengungsi tetap aman.
Gubernur Nurdin Abdullah menyampaikan rasa duka atas meninggalnya 24 orang warga Sulsel pada peristiwa tersebut. Beberapa warga Sulsel yang sempat dievakuasi ke Kota Jayapura dan kantor TNI-Polri. Untuk memastikan keamanan itu, Wakil Gubenur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman juga bertolak ke Wamena pagi ini.
"Kita turut berduka atas meninggalnya beberapa saudara-saudara kita. Saya dapat laporan sekitar 24 orang saat ini meninggal, untuk kita ikut berduka," kata Nurdin, Senin (30/9/2019).
Harapan besar Pemprov Sulsel dan seuluh pihak agar keadaan di Wamena dan sekitarnya bisa segera kondusif. Mengingat tak hanya warga Sulsel yang juga menjadi pendatang di daerah tersebut. Nurdin dan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Mas Guntur Laupe juga berencana untuk berkunjung ke Wamena.
Kendati demikian, sejumlah bantuan juga telah dikirimkan ke daerah tersampak kerusuhan. Melalui Dinas Kesehatan Sulsel, pigaknya mengirim tim medi. Termasuk kebutuhan logistik.
Sementara itu, Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi-Selatan (KKSS) Mansur menyatakan saat ini keadaan di Wamena berangsur kondusif. Adapun korban meninggal, tercatat baru 10 orang yang dikirim ke Makassar.
"Masih ada 14 jenazah yang belum dikirim. Kami berharap tidak menemui kendala, bisa segera dikirim ke Makassar juga," tutur Mansur.
Tercatat pula, jumlah warga yanh mengungsi dari Wamena dan ada di Jayapura sekita 1.300 orang. Mansur menjelaskan, para pengungsi ditampung di rumah-rumah tongkonan warga, di asrama Lanud 751 Jayapura, Rindam Jayapura dan sebagian ada di keluarga masing-masing.
"Kondisi terakhir di Wamena sudah aman dan kondusif. Aktifitas masyarakat sudah mulai berjalan sejak hari ini," ungkapnya.
Warga masyarakat yang keluar dari Wamena kebanyakan kaum ibu dan anak-anak disebabkan trauma melihat kondisi rumahnya terbakar dan peristiwa yang terjadi. Namun sebagian warga bertahan untuk menjaga rumahnya masing-masing.
Mansur menambahkan, bahwa Ketua BPD KKSS Jayawijaya di Wamena membuat posko dan dapur umum untuk melayani seluruh warga masyarakat di penampungan, baik yang ada di Kodim dan Polres Jayawijaya.