Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siapa Tembak Randi? Wiranto Minta Masyarakat Tunggu Hasil Investigasi

Hasil otopsi Tim Dokter Forensik Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas, Kota Kendari, memastikan Randi, 22, tewas akibat tertembus peluru tajam.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal (kanan) didampingi Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen. Pol Dedi Prasetyo (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan terkait tewasnya mahasiswa Universitas Halu Oleo, Randi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (27/9/2019)./Antara-Reno Esnir
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal (kanan) didampingi Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen. Pol Dedi Prasetyo (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan terkait tewasnya mahasiswa Universitas Halu Oleo, Randi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (27/9/2019)./Antara-Reno Esnir

Bisnis.com, KENDARI  --  Hasil otopsi Tim Dokter Forensik Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas, Kota Kendari, memastikan Randi, 22, tewas akibat tertembus peluru tajam.

Pemuda kelahiran 7 Juni 2007 yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara itu tak terselamatkan nyawanya.

Randi tewas dalam hitungan belasan menit di rumah sakit setelah dia ditemukan roboh di arena demonstrasi, Kantor DPRD Sultra, pada Kamis siang (26/9/2019).

Raja Al Fatih Widya Iswara, Ketua Tim Dokter Forensik, mengatakan peluru tajam masuk dari bawah ketiak kiri menembus dada kanan.

“Masuknya [peluru dari] ketiak kiri melewati jalur panjang dan bengkok, menembus organ  paru kanan dan kiri, pembuluh darah dan bagian mediastinum, yakni organ di antara rongga paru kanan dan kiri,” ungkap Raja Al Fatih, Jumat (27/9/2019) di RSUD Abunawas, seperti ditulis Tempo.co.

Menurut Raja, meski tidak ditemukan proyektil bersarang di dada mahasiswa semester tujuh tersebut, hasil otopsi menunjukkan proyektil  peluru di bawah ketiak korban berdiameter 0,9 sentimeter. Sedangkan luka tembusan di dada kanan Randi berdiamater 2,1 sentimeter.

Otopsi jenazah Randi dimulai pukul 22.30 WITA, Kamis (26/9/2019), sampai Jumat dini hari sekitar pukul 02.30.

Setelah otopsi, jenazah Randi langsung diantar ke kampung halamannya di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, menggunakan mobil ambulans RSUD Abunawas sampai Pelabuhan Lainea, Konawe Selatan.

Dari situ jenazah disebarangkan menggunakan kapal kayu dan dijemput keluarga di Pelabuhan Tampo.

Kepala Polda Sultra Brigjen Iriyanto membenarkan kematian Randi karena terkena peluru tajam. Namun dia belum bisa memastikan apakah peluru tajam itu milik personel polisi atau bukan sebab tak ditemukan proyektil di tubuh korban. 

Tunggu Hasil Investigas

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meminta masyarakat menunggu investigasi dari kepolisian terkait tewasnya Randi.

"Itu polisi yang jelaskan. Sedang melakukan investigasi, kenapa, pelurunya kaliber berapa, tembakannya dari mana? Berarti yang menembaknya itu siapa. Nanti tunggu investigasi lengkap dari kepolisian," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat.

Wiranto meminta masyarakat tidak berspekulasi lebih jauh terkait penyebab meninggalnya mahasiswa peserta aksi di Kendari, Sultra, apalagi sampai menyimpulkannya.

"Ya enggak bisa. Publik simpulkan dari mana? Informasi itu kemudian diklarifikasi dari investigasi. Publik bisa enggak menginvestigasi? Kan ga bisa," ujarnya.

Wiranto mengimbau masyarakat untuk bersabar dan memberikan kesempatan bagi kepolisian untuk melakukan investigasi atas terjadinya insiden itu.

Yang jelas, kata dia, masyarakat jangan sampai terpancing dengan adanya insiden itu, sebab dengan timbulnya korban dari aksi tersebut bisa saja dijadikan martir untuk menyulut emosi masyarakat.

"Jangan sampai kita terpancing. Ada yang meninggal satu, kita nyesal sekali. Tetapi, itu kan enggak direncanakan. Enggak ada maksud kemudian polisi membunuh masyarakat. Enggak ada sama sekali," ucapnya, menegaskan.

Yang ada, kata Wiranto, niatan pihak tertentu untuk menimbulkan korban yang dijadikan martir untuk menyulut publik sehingga masyarakat jangan sampai terpancing.

Korban meninggal dunia terkait serangkaian unjuk rasa di Kendari, Sultra, menolak revisi undang undang yang dinilai kontroversi bertambah menjadi dua orang.

Muh Yusuf Kardawi (19) yang sempat kritis dan menjalani perawatan intensif pascaoperasi di RSU Bahteramas Kendari, Sultra, akhirnya meninggal dunia Jumat (27/9) sekitar pukul 04.00 WITA.

Almarhum Yusuf tercatat sebagai mahasiswa jurusan Teknik D-3 Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari. Sedangkan, korban meninggal dunia sebelumnya, Kamis (26/9), adalah Randi (21) juga berstatus mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan UHO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Tempo.co/Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper