Bisnis.com, JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru berkomitmen melindungi orangutan yang di luar kawasan konservasi dan kawasan sekitar area kerja PLTA di Tapanuli Selatan Sumatera Utara.
Untuk itu, PLTA Batang Toru bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan kelompok-kelompok lingkungan hidup termasuk organisasi internasional PanEco.
"Kami siap membantu jika dibutuhkan. Selama ini PLTA Batang Toru juga terus berkoordinasi dengan BKSDA, kelompok-kelompok lingkungan hidup dan masyarakat,” kata Firman Taufick Communications and ExternaI Affairs Director PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) dalam siaran persnya.
Firman mengatakan proyek mereka akan menjaga kelestarian bumi dari ancaman perubahan iklim. Proyek ini merupakan bagian dari upaya nasional da|am mengurangi pemanasan global melalui pengurangan emisi karbon, suatu implementasi dari Perjanjian Paris yang diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dalam UU No.16/2016.
Pembangkit listrik tenaga air Batang Toru diatur untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sebesar 1,6 2,2 MTon per tahun atau 4% dari target nasional dari sektor energi, setara dengan 12,3 juta pohon.
Senior Adviser on Environment and Sustainability PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Agus Djoko lsmanto mengatakan ada beberapa langkah nyata yang dilakukan PLTA Batang Toru dalam melindungi orangutan. Langkah-langkah itu di antaranya membentuk tim monitoring bersama. Melaksanakan kebijakan zero toleran terhadap perburuan kepada seluruh pekerja pengaman satwa yang hasilnya zero accidence satwa di areal proyek.
Kegiatan monitoring sedang diperkuat untuk menerapkan SMART Patrol. Smart Patrol akan memiliki call center, dan petugas maupun relawan dapat melaporkan secara real time. Setiap kejadian dapat dilaporkan langsung disertai foto atau video.
Selain itu, PLTA Batang Toru merekrut ahli orangutan, dan melakukan pengkayaan tanaman pakan di areal kcridor. Selanjutnya direncanakan perusahaan akan mendukung upaya penanganan konflik satwa di luar areal PLTA antara Iain dengan mendukung rehabilitasi kebun yang terganggu oleh satwa. Selain itu untuk menghubungkan habitat yang terpisah dibangun jembatan perlintasan satwa arboreal.
"PLTA Batang Toru juga melakukan pendidikan masyarakat mengenai bagaimana menangani orangutan ketika sedans turun di kebun sehingga \idak terjadi penembakan lagi. PLTA Batang Toru juga siap bekerja sama dengan pihak-pihak Iain untuk menyelamatkan orangutan sebagaimana telah disepakati dalam komitmen kerja sama pelestarian ekosistem," kata Agus.
Menurut Biodiversity Expert of NSHE Barita Manullang Barita Manullang, habitat orangutan Tapanuli tersebar di hutan-hutan dalam ekosistem Batang Toru seluas 165 ribu Ha, sebuah wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah DKI Jakarta. Orangutan selalu bergerak berpindah tempat dengan daerah jelajah yang bervariasi antara 800 3.000 ha. Sedangkan luas tapak struktur bangunan PLTA Batang Torn adalah 122 ha atau 0,07% dari total kawasan ekosistem Batang Toru. Dengan demikian, luas areal proyek Iebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan habitat bagi satu individu orang utan.