Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo berbagi cerita tentang pengalamannya mengantisipasi kebakaran hutan di Kalimantan Tengah tiga tahun lalu.
Saat berkunjung ke Kantor Redaksi Bisnis Indonesia, Brigjen Dedi mengenang saat masih menjadi Wakapolda Kalimantan Tengah sekitar 2016-2017. Saat itu menurutnya kebakaran hutan turun drastis setelah diantisipasi dengan berbagai cara.
"Saat di Kalimantan Tengah, begitu masuk musim kemarau seluruh Kapolres saya minta untuk cari cadangan air sebanyak mungkin, kemudian maping secara akurat termasuk hotspot dan firespot," katanya, Selasa (17/9/2019).
Setelah itu lanjutnya, Polda Kalimantan Tengah membentuk tim patroli guna melakukan pemadaman selama 24 jam. Langkah ini dilakukan sebelum api semakin meluas dan membakar lahan termasuk gambut. Para pakar gambut juga dilibatkan untuk mengatasi kebakaran hutan saat itu.
Dia menyebut, pemadaman hanya dilakukan armada darat jika masih berada di pinggir hutan. Sementara itu, jika bagian tengah hutan yang terbakar, hanya bisa diatasi dengan water boombing.
"Kami membuat kanal-kanal galian. Kami gali terus dengan harapan api terputus di situ. Kalau tidak digali maka akan merambat terus," ujarnya.
Menurutnya, pemadaman lahan gambut tidak semudah yang diperkirakan. Pasalnya bara api gambut tidak dapat dilihat dari atas saja, namun juga dari dalam tanah.
Alhasil pemadaman api di lahan gambut dengan semprotan harus dilakukan lebih lama dibandingkan pemadaman biasa. "Selama asapnya masih, berarti apinya masih ada di dalam tanah. Pengalaman 2016 - 2017 di Kalimantan Tengah tidak mengalami kebakaran yang terjadi dibanding tahun ini," sebutnya.