Bisnis.com, DENPASAR - Suasana duka menyelimuti kepergian tokoh dan pegiat hak asasi manusia (HAM) Harbrinderjit Singh Dillon atau HS Dillon di ruangan jenazah rumah sakit RSAD Denpasar Bali, Selasa (17/9/2019).
Sejak pagi isak tangis serta ucapan dan karangan bunga tanda belasungkawa terus berdatangan sebagai tanda duka.
Harya Setyaka Singh Dillon, putra sulung almarhum HS Dillon, menjadi perwakilan keluarga yang melepas jenazah HS Dillon ke negara untuk dilakukan prosesi upacara militer sebelum akhirnya dibawa ke krematorium Mumbul, Badung Bali untuk dikremasi.
Pangdam IX Udayana Mayjen Benny Susianto mengatakan, upacara militer tersebut sudah sepantasnya diberikan kepada almarhum sebagai tanda penghormatan terakhir dari negara atas jasa yang pernah dibuat untuk negara ini.
Apalagi, kata Benny, HS Dillon pernah menerima penghargaan dari negara berupa bintang mahaputra utama.
"Sudah seharusnya kami memberikan penghormatan terakhir bagi almarhum," ujarnya saat ditemui usai prosesi upacara militer untuk melepas jenazah almarhum HS Dillon ke krematorium Selasa, (17/9/2019).
Baca Juga
Benny juga turut menyampaikan belasungkawa, baik atas nama pribadi maupun negara atas meninggalnya tokoh nasional ini.
Harya mengatakan ayahnya sudah sejak sebulan terakhir berada di Bali untuk berlibur bersama ibunya. Sejak beberapa minggu terakhir kondisi kesehatan almarhum menurun dan terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Siloam untuk menjalani pengobatan.
"Namun semalam ayah kami tercinta dipanggil oleh yang kuasa pada Senin, (16/9/2019) malam tadi. Namun, kami meyakini Bali dipilih oleh almarhum ayah kami sebagai tempat peristirahatan terakhir," jelasnya.
Harya mewakili pihak keluarga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah atas kemudahan dalam mengurus keperluan duka oleh pihak keluarga.
Selain sebagai tokoh HAM, HS Dillon juga juga dikenal sebagai tokoh pengamat sosial dan ahli pertanian. Bahkan pada masa pemerintahan SBY, Dillon menjadi Utusan Khusus Presiden Bidang Penanggulangan Kemiskinan.