Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data AirVisual: Kualitas Udara Palangkaraya, Jambi, Riau Berbahaya dan Tidak Sehat

Kualitas udara Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah dan sembilan kota lainnya di Jambi dan Riau berada dalam kategori berbahaya dan sangat tidak sehat, di tengah kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut.
Satgas Karhutla Riau terus berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran lahan gambut yang terbakar di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (16/9/2019)./Antara
Satgas Karhutla Riau terus berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran lahan gambut yang terbakar di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (16/9/2019)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kualitas udara Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah dan sembilan kota lainnya di Jambi dan Riau berada dalam kategori berbahaya dan sangat tidak sehat, di tengah kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut.

Situs penyedia data kualitas udara AirVisual mencatat indeks kualitas udara (air quality index/AQI ) di Palangkaraya pada Selasa pagi (17/9/2019), mencapai angka 363.

Angka tersebut menunjukkan kualitas udara di Palangkaraya berada dalam kategori berbahaya (301-500) dengan kandungan polusi PM2.5 sebesar 313 mikrogram/m³. Adapun tingkat polusi ini dapat berubah sewaktu-waktu.

Sebagai catatan, ambang batas normal yang ditetapkan World Health Organization (WHO) untuk kandungan polusi atau partikel debu halus PM2.5 adalah 25 mikrogram/m³. Sedangkan, ambang batas normal polusi PM2.5 yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) adalah 65 mikrogram/m³.

Kota-kota lain di Riau dan Jambi yang kualitas udaranya juga berada dalam level berbahaya, antara lain Simpang (Jambi), Pulautemiang (Jambi), Cerenti (Riau), Peranap (Riau), Baserah (Riau), Pangkalan Kasai (Riau).

Tiga kota lainnya berada dalam kategori sangat tidak sehat, yakni Airmolek (Riau), Kotabaru (Sumatra Barat), dan Muara Tebo (Jambi).

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kualitas udara di Pekanbaru, Riau, berada dalam kategori sangat tidak sehat dengan konsentrasi PM10 sebesar 265,12 mikrogram/m³. Padahal, ambang batas normal PM10 yang diperbolehkan adalah 150 mikrogram/m³.

Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkuat operasi Teknologi Modifikasi Cuaca atau hujan buatan dengan menambah armada pesawat. Sejak Senin (16/9), BNPB telah mendatangkan dua pesawat tambahan.

Pada operasi hujan buatan ini pesawat yang dikerahkan terdiri dari Cassa 212-200 dari BPPT dan 3 pesawat bantuan TNI. Pesawat yang baru datang yakni Cassa 212-200 kapasitas 1 ton dan Hercules C-130 kapasitas 4 ton.

"Seluruh pesawat akan beroperasi di 6 provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan," kata Agus Wibowo, Plt. Kapusdatinmas BNPB, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (17/9/2019).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper