Bisnis.com, JAKARTA – China tengah menyelidiki FedEx Corp. atas dugaan pengiriman paket ilegal ke Hong Kong yang di dalamnya berisi pisau.
Dilansir dari Bloomberg, media pemerintah Xinhua News Agency mengatakan pisau tersebut telah disita oleh pihak berwenang, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Kasus ini terungkap menyusul penemuan senjata dalam paket yang dikirim oleh FedEx ke sebuah perusahaan di China.
FedEx mengungkapkan dalam pernyataan pada Selasa bahwa paket tersebut telah ditangani sesuai prosedur melalui protokol keamanan standar. Paket tersebut merupakan paket regular yang berasal dari kota Guangzhou, namun tidak sampai ke alamat penerima dan diserahkan kepada pihak berwenang sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
"Paket itu tidak pernah meninggalkan kota asalnya, tidak pernah dikirimkan, dan tetap berada di pihak berwenang," kata FedEx dalam e-mail, seperti dikutip Bloomberg.
FedEx berada di bawah pengawasan dalam beberapa bulan terakhir setelah Huawei Technologies Co. mengatakan dokumen yang diminta untuk dikirim dari Jepang ke China dialihkan ke AS tanpa otorisasi.
Dalam insiden lain, FedEx mengatakan mereka telah keliru menolak paket berisi ponsel Huawei yang dikirim ke AS dari Inggris, namn klaim ini dibantah oleh China.
Setelah insiden itu, sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan pada bulan Juni bahwa China sedang mempertimbangkan untuk memasukkan FedEx ke dalam daftar hitam sebagai entitas yang tidak dapat diandalkan yang merusak kepentingan perusahaan domestik.
Pada saat itu, otoritas China hampir menyelesaikan persiapan yang diperlukan untuk memasukkan perusahaan AS tersebut ke daftar hitam.
Global Times mengatakan FedEx kini telah menempatkan dirinya dalam posisi yang sangat berbahaya karena hampirt masuk ke daftar entitas yang tidak dapat diandalkan.