Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah Argentina memberlakukan kontrol modal untuk meredam penurunan cadangan devisa dan mata uangnya peso, yang telah membawa negara tersebut ke dalam krisis.
Mengutip Bloomberg, Senin (2/9/2019), bank sentral Argentina menetapkan batas 5 hari bagi eksportir untuk memulangkan mata uang asing, sementara perusahaan akan memerlukan otorisasi bank untuk membeli dolar di pasar valuta asing, kecuali dalam kasus perdagangan luar negeri. Dalam pernyataannya, bank sentral juga membatasi pembelian dolar tidak lebih dari US$10.000 per bulan bagi individu.
Pengumuman ini muncul ketika krisis mata uang Argentina tidak terkendali. Pada Kamis dan Jumat pekan lalu saja, Argentina meghabiskan sekitar US$3 miliar untuk membayar utang jangka pendek dan memperlambat penurunan peso. Negara ini berisiko menguras cadangan bersihnya, yang berada di bawah US$15 miliar, dalam beberapa minggu jika terus kehilangan uang dengan kecepatan ini.
Peso merosot lebih dari 25% pada bulan lalu setelah hasil pemilihan utama menunjukkan pemerintah yang ramah pasar memiliki sedikit peluang untuk mempertahankan kekuasaan dalam jajak pendapat Oktober. Suku bunga melonjak ketika bank sentral berusaha untuk memutar utang. Puncaknya pada Rabu lalu ketika pemerintah memutuskan untuk menunda pembayaran tagihan utang senilai US$7 miliar yang akan jatuh tempo tahun ini.
Pihak oposisi telah menyerukan pemberlakuan kontrol mata uang dan menyebut pemerintah berada dalam 'default virtual'. Cadangan bank sentral telah merosot dari US$66,4 miliar menjadi US$54,1 miliar.
Selain mendorong kembali jatuh tempo pada utang jangka pendek lokal, Argentina juga menyatakan akan meminta pemegang utang jangka panjang senilai US$50 miliar untuk menerima 'reprofiling sukarela'. Argentina juga berencana untuk menegosiasikan kembali pembayaran pinjaman senilai US$44 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Sementara itu, IMF menyatakan akan terus berdiri bersama Argentina selama masa-masa sulit ini. "Langkah-langkah manajemen aliran modal bertujuan untuk melindungi stabilitas nilai tukar dan penabung," ujar juru bicara IMF pada Minggu.