Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Argentina Mauricio Macri pada Rabu (14/8/2019) merilis paket subsidi kesejahteraan dan pemotongan pajak untuk pekerja berpenghasilan rendah.
Hal ini dilakukan untuk mengurangi tekanan akibat krisis ekonomi yang terjadi berbulan-bulan sebelum pemilihan umum, namun pengumuman tersebut gagal menghentikan pelemahan mata uang peso.
Pengumuman Macri, yang menandai kenaikan besar dalam upayanya untuk menyeimbangkan anggaran Argentina, muncul setelah pesaingnya dari sayap kiri, Alberto Fernandez, meraih kemenangan besar dalam pemilihan umum dengan menarik kemarahan rakyat pada langkah-langkah penghematan Macri.
Setelah pemungutan suara hari Minggu (12/8), Macri telah berjanji untuk membalikkan kekalahan 15 poinnya, yang juga membuat mata uang peso Argentina, pasar saham, dan obligasi anjlok di tengah kekhawatiran kembalinya kontrol modal dan restrukturisasi hutang.
Namun, investor nampak tidak yakin pada pengumuman tersebut, karena keterlambatan perubahan arah Macri mencegah kembalinya kekuasaan ke sayap kiri.
Peso ditutup melemah 7,1 persen pada Rabu ke level 60,2 per dolar AS, setelah merosot 25 persen dalam sepekan minggu ini, yang menjadi krisis terbesar di Argentina sejak gagal bayar utang negara pada tahun 2001.
Sementara itu, indeks saham Merval Argentina telah jatuh 34,47 persen dalam tiga hari terakhir.
Macri berjanji pada hari Rabu bahwa ia akan menaikkan upah minimum, untuk sementara menahan harga bensin dan meningkatkan batas minimum penghasilan kena pajak sebesar 20 persen.
Langkah-langkah yang akan menelan biaya sekitar US$678 juta tersebut, akan memungkinkan pemotongan pajak untuk dua juta pekerja senilai sekitar 2.000 peso (US$33) per bulan per orang, kata pemerintah.
"Langkah-langkah yang saya ambil dan yang akan saya bagikan dengan Anda sekarang, karena saya mendengarkan Anda," kata Macri dalam sebuah pernyataan di video, seperti dikutip Reuters.
Kebijakan ini sangat bertolak belakang dari awal kepresidenannya pada tahun 2015 ketika Macri memangkas subsidi publik dalam upaya memperbaiki ekonomi Argentina.
Macri, yang merupakan anggota dari salah satu keluarga terkaya Argentina, telah berjanji para pemilih pada saat itu untuk menjalankan ekonomi dengan gelombang liberalisasi, tetapi empat tahun kemudian inflasi mencapai 55 persen dan menyeret negara itu ke dalam resesi.
Di mata banyak orang Argentina, pengumuman Macri tersebut dianggap sudah terlambat.
Seorang warga, Brenda Scala mengatakan estimasi penghematan senilai 2.000 peso tersebut hampir tidak akan menutupi biaya tagihan listrik.
"Hampir tidak ada apa-apanya. Keadaan sebenarnya adalah orang-orang berjuang setiap bulannya. Dan harga pembekuan harga minyak butuh empat tahun? 2.000 peso tidak cukup untuk memenangkan suara," kata Scala.