Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DUBES RI UNTUK AUSTRALIA & VANUATU YOHANES KRISTIARTO S. LEGOWO : "Peluang Berinvetasi di Australia Cukup Besar"

Hubungan bilateral Indonesia dan Australia memasuki babak baru dengan ditandatanganinya IA-CEPA pada Maret 2019. Oleh karena itu, ada banyak peluang kerja sama yang bisa dimanfaatkan pebisnis Indonesia di Australia.
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison ketika melakukan pertemuan bilateral disela KTT ke-33 ASEAN, di Pusat Konvensi Suntec, Singapura pada Rabu (14/11/2018)./Antara
Presiden Joko Widodo (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison ketika melakukan pertemuan bilateral disela KTT ke-33 ASEAN, di Pusat Konvensi Suntec, Singapura pada Rabu (14/11/2018)./Antara

Australia Punya Daya Beli yang Tinggi

Bagaimana strategi untuk mengatasi kendala tersebut?

KBRI Canberra telah, dan akan lebih mendorong promosi barang dan jasa Indonesia di Australia. Mendorong implementasi perjanjian investasi dan perdagangan Indonesia-Australia, khususnya IA-CEPA yang telah ditandatangani pada 4 Maret 2019, dan saat ini kedua negara dalam proses ratifikasi perjanjian dimaksud.

Perjajian ini diharapkan bukan hanya menyangkut upaya peningkatan market access, melainkan juga menyangkut kerja sama ekonomi kedua negara, termasuk capacity building, movement of people.

Kami berharap ada penambahan kuota working holiday visa yang saat ini berjumlah 1.000 orang menjadi 4.100 orang pada tahun pertama implementasi IA-CEPA. Setiap tahunnya diharapkan meningkat 5% hingga mencapai 5.000 orang per tahun.

KBRI Canberra juga memanfaatkan kegiatan Trade Expo Indonesia (TEI) sebagai upaya untuk mendorong volume perdagangan kedua negara. Kalau dilihat potensinya sebenarnya masih bisa dapat ditingkatkan secara lebih optimal.

Bagaimana dengan strategi untuk meningkatkan kerja sama investasi?

Setiap tahunnya KBRI Canberra menyelenggarakan kegiatan temu bisnis yang bersifat targeted pada sektor dan bisnis tertentu yang mempunyai potensi yang besar untuk dikerjasamakan oleh kedua negara.

Dalam mendorong two-way investment antara Indonesia dan Australia, KBRI Canberra juga mengupayakan suatu kegiatan di Indonesia untuk mempertemukan pelaku usaha Indonesia yang akan melakukan ekspansi bisnis ke Australia baik dengan para pengusaha Australia dan pengusaha diaspora Indonesia di Australia.

Berapa besar peluang badan usaha Indonesia untuk membuka bisnis di Australia maupun sebaliknya?

Australia merupakan salah satu negara yang mempunyai perekonomian terbesar di dunia. Negara ini menurut data Bank Dunia dan Badan Moneter Internasional berada di peringkat 13 untuk produk domestik bruto [PDB] terbesar di dunia dengan angka 1.360 miliar [US$ 1.4 triliun], dan peringkat 11 PDB per kapita sebesar US$54.898 pada 2017.

Meski jumlah penduduk Australia jauh di bawah Indonesia yaitu sekitar 25 juta penduduk, Australia mempunyai daya beli rata-rata yang tinggi, yakni US$5691.40 pada 2017. Kondisi ini merupakan peluang investasi dan pasar bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk melakukan bisnis di Australia.

Peluang bagi perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di Australia cukup besar, khususnya di bidang pertambangan, penunjangnya, kuliner, ekspor/impor serta distributor. Kemudian, di industri manufaktur, dan recycle [peralatan ramah lingkungan].

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper