Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Media China : AS Sengaja Hancurkan Tatanan Perdagangan Internasional 

Surat kabar resmi Partai Komunis China menulis hari ini bahwa Amerika Serikat "dengan sengaja menghancurkan tatanan perdagangan internasional". Hal itu disampaikan sehari setelah Washington mencap Beijing sebagai manipulator mata uang dalam sengketa perdagangan yang kian memanas.
Uang kertas dolar AS yang menampilkan pendiri negara Amerika Benjamin Franklin dan uang kertas yuan China yang menampilkan mendiang pendiri Republik Rakyat China Mao Zedong terlihat di antara bendera AS dan China dalam gambar ilustrasi yang diambil 20 Mei 2019. /REUTERS - Jason Lee.
Uang kertas dolar AS yang menampilkan pendiri negara Amerika Benjamin Franklin dan uang kertas yuan China yang menampilkan mendiang pendiri Republik Rakyat China Mao Zedong terlihat di antara bendera AS dan China dalam gambar ilustrasi yang diambil 20 Mei 2019. /REUTERS - Jason Lee.

Bisnis.com, JAKARTA--Surat kabar resmi Partai Komunis China menulis hari ini bahwa Amerika Serikat "dengan sengaja menghancurkan tatanan perdagangan internasional". Hal itu disampaikan sehari setelah Washington mencap Beijing sebagai manipulator mata uang dalam sengketa perdagangan yang kian memanas.

Dalam sebuah tajuknya, koran People's Daily menulis bahwa pemerintah Amerika Serikat telah menjadikan warga negaranya tidak punya pilihan kecuali menuruti kemauan pemerintah mereka. Tapi, media itu tidak menjelaskan kebijakan yang dimaksud.

Tanggung jawab negara-negara besar adalah memastikan dunia aman dan stabil sambil menciptakan kondisi dan peluang untuk pembangunan bersama semua negara, menurut editorial itu seperti dikutip Reuters, Selasa (6/8). 

"Tetapi beberapa orang di Amerika Serikat melakukan hal sebaliknya," tulis media China tersebut.

Departemen Keuangan AS mengatakan kemarin bahwa China telah memanipulasi mata uangnya sehingga membawa perang dagang selama setahun ke wilayah yang tidak pasti selain mengacaukan pasar keuangan global.

Pengumuman itu dikeluarkan beberapa jam setelah China membiarkan mata uang yuan menembus level terendah dalam 11 tahun. Tindakan itu menunjukan Beijing sengaja membiarkan pelemahan mata uang karena Washington mengancam untuk mengenakan lebih banyak tarif.

Yuan melemah 2,3 persen dalam tiga hari sejak pengumuman mendadak Presiden Donald Trump pekan lalu bahwa dia akan mengenakan tarif 10 persen atas impor produk China senilai US$300 miliar mulai 1 September mendaang. Tindakan Trump telah melanggar kesepakatan ‘gencatan senjata’ perang dagang.

Langkah terbaru AS diambil kurang dari tiga minggu setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan nilai yuan sejalan dengan fundamental ekonomi China. Sedangkan dolar AS dinilai terlalu tinggi antara 6 persen hingga 12 persen.

"Dalam pengertian yang sebenarnya, tidak berdasar bagi pihak AS untuk menentukan bahwa ada manipulasi nilai tukar berdasarkan perubahan nilai tukar RMB (yuan) pada satu hari," kata Zhang Anyuan, Kepala Ekonom di China Securities.

China Daily juga menulis bahwa yuan melemah sebagai akibat dari "langkah unilateral dan proteksionis pemerintah AS" dan nilai tukar jangka panjang ditentukan oleh "fundamental ekonomi".

Sebagai tanda lebih lanjut dari hubungan yang memburuk, Kementerian Perdagangan China mengumumkan bahwa perusahaan-perusahaannya telah berhenti membeli produk pertanian AS sebagai balasan terhadap ancaman tarif terbaru Washington.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper