Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pamor Airlangga di Tengah Polemik Internal Golkar

Pengamat politik menilai, Golkar masih solid meski diterpa badai korupsi di kepemimpinan sebelumnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mewakili menteri BUMN, mendengarkan usulan saat rapat kerja dengan Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR RI di gedung DPR RI Jakarta, Senin (17/6/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mewakili menteri BUMN, mendengarkan usulan saat rapat kerja dengan Kementerian BUMN dan Komisi VI DPR RI di gedung DPR RI Jakarta, Senin (17/6/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah isu musyawarah nasional, pamor Ketua Golkar Airlangga Hartarto dinilai masih moncer, meski pada pemilihan umum 2019 partai beringin tak keluar sebagai pemenang utama.

Pengamat politik menilai, Golkar masih solid meski diterpa badai korupsi di kepemimpinan sebelumnya.

Dalam pemilu legeslatif April silam, Golkar berhasil menempatkan 85 kadernya di DPR. Jumlah itu berada di urutan kedua setelah PDI Perjuangan. Gerindra, meski dipilih lebih banyak nomor dua setelah PDIP, namun hanya mampu mendapat 78 kursi di dewan. 

Pengamat politik dari Universitas Bung Karno, Cecep Handoko menilai, kepemimpinan Airlangga dalam di Partai Golkar ini terbilang mampu membalikkan keadaan di Pemilu 2019. Apalagi dalam periode 2014-2019 ini, Golkar menghadapi turbulensi politik yang luar biasa besar.

Menurutnya, kasus Setya Novanto bisa distabilkan oleh Airlangga.  “Karena kita tahu, sebelum Airlangga menjabat memang sangat mencekam. Yang pada akhirnya membuat Golkar keteteran untuk itu,” kata Cecep, dalam keteraangan tertulis, Selasa (6/8/2019).

Sementara itu, terkait dengan Munas Golkar, Cecep melihat ada dua kekuatan pemerintah yang membela masing-masing kandidat. Hanya saja pemerintah sendiri bisa dilihat lebih condong ke salah satu kandidat.

“Baik Airlangga maupun Bambang Soesatyo keduanya sama-sama didukung. Hanya saja kita melihat siapa yang lebih punya peluang. Kita lihat seja Airlangga selalu all out ke pemerintah, membantu presiden,” katanya.

Meski Bamsoet memiliki  kekuasaan di parlemen, namun menurutnya relatif tidak ada terobosan.  “Airlangga lebih berpeluang, apalagi Airlangga lebih lebih loyal,” ujarnya.

Untuk itu, sarannya, partai jangan terlalu lama dengan polemik yang terjadi menjelang Munas Golkar. Sebaiknya ini segera disudahi karena ada sejumlah agenda besar yang dihadapi.

“Saya yakin polemik di internal, tidak akan panjang, karena mereka akan menghadapi agenda-agenda besar, Airlangga lebih berpeluang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper