Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang dengan Trump, Eropa Manfaatkan Momentum Pemilu AS

Di tengah ancaman dari tarif impor Amerika Serikat terhadap industri mobil Eropa dan langkah-langkah lainnya, Uni Eropa tampaknya sepakat dengan pemikiran bahwa Presiden Donald Trump akan lebih ramah menjelang pemilihan 2020.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk bersiap duduk di kursi masing-masing sebelum memulai pertemuan di kantor pusat Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia, Kamis (25/5/2017)./Reuters-Jonathan Ernst
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk bersiap duduk di kursi masing-masing sebelum memulai pertemuan di kantor pusat Uni Eropa (UE) di Brussels, Belgia, Kamis (25/5/2017)./Reuters-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA -- Di tengah ancaman dari tarif impor Amerika Serikat terhadap industri mobil Eropa dan langkah-langkah lainnya, Uni Eropa tampaknya sepakat dengan pemikiran bahwa Presiden Donald Trump akan lebih ramah menjelang pemilihan 2020.

Logikanya, Trump akan memicu kritik dari para pemilik suara jika Uni Eropa maju dengan tarif balasan terhadap ekspor AS, terutama produk pertanian.

Dilansir melalui Bloomberg, untuk saat ini gencatan senjata antara Uni Eropa dan Amerika Serikat yang canggung disatukan oleh prospek kesepakatan perdagangan yang besar.

"Untuk mempertahankan status quo, pengajuan kesepakatan dagang akan memperlambat proses negosiasi sehingga Uni Eropa akan mengulur waktu dan berharap pemerintahan Trump akan terlalu fokus pada kegiatan pemilu untuk meningkatkan ketegangan dengan Eropa," ujar dua pejabat pemerintah Eropa, seperti dikutip melalui Bloomberg, Senin (22/7/2019).

Kedua pejabat yang meminta untuk tidak diidentifikasi tersebut juga menambahkan bahwa untuk menyampaikan kesan bahwa pembicaraan sedang bergerak maju, Uni Eropa akan membuat konsesi terbatas pada masalah periferal seperti menyelaraskan standar peraturan.

"Tujuan yang lebih besar adalah pengaturan kembali hubungan trans-Atlantik setelah pemilu, dengan taruhan Trump akan kalah," tambah mereka.

Yang pasti, strategi tersebut mengandung unsur risiko karena Trump selalu dapat menentang ekspektasi dan memperat hubungan dengan Uni Eropa tepat ketika pemilu makin dekat.

Trump kemungkinan akan mengeluarkan lebih banyak langkah proteksionis dalam upaya untuk memenangkan dukungan para pendukung intinya.

Kesepakatan dagang yang merupakan salah satu dari sejumlah opsi yang dimiliki Eropa, dan bukan merupakan kebijakan resmi Uni Eropa, bertepatan dengan transisi halus di pusat ekonomi blok euro tersebut.

Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa terpilih, yang juga merupakan sekutu Kanselir Jerman Angela Merkel, memberikan sinyal bahwa dia tidak akan mundur dari strategi agresif Uni Eropa untuk mempertahankan kepentingan komersialnya dan menegakkan tatanan perdagangan global.

"Rencana kami adalah untuk meyakinkan rekan-rekan di AS bahwa akan lebih baik mencari jalan tengah dan bekerjasama," ujar der Leyen dalam sebuah wawancara pekan lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper