Bisnis.com, JAKARTA -- Di tengah ancaman dari tarif impor Amerika Serikat terhadap industri mobil Eropa dan langkah-langkah lainnya, Uni Eropa tampaknya sepakat dengan pemikiran bahwa Presiden Donald Trump akan lebih ramah menjelang pemilihan 2020.
Logikanya, Trump akan memicu kritik dari para pemilik suara jika Uni Eropa maju dengan tarif balasan terhadap ekspor AS, terutama produk pertanian.
Dilansir melalui Bloomberg, untuk saat ini gencatan senjata antara Uni Eropa dan Amerika Serikat yang canggung disatukan oleh prospek kesepakatan perdagangan yang besar.
"Untuk mempertahankan status quo, pengajuan kesepakatan dagang akan memperlambat proses negosiasi sehingga Uni Eropa akan mengulur waktu dan berharap pemerintahan Trump akan terlalu fokus pada kegiatan pemilu untuk meningkatkan ketegangan dengan Eropa," ujar dua pejabat pemerintah Eropa, seperti dikutip melalui Bloomberg, Senin (22/7/2019).
Kedua pejabat yang meminta untuk tidak diidentifikasi tersebut juga menambahkan bahwa untuk menyampaikan kesan bahwa pembicaraan sedang bergerak maju, Uni Eropa akan membuat konsesi terbatas pada masalah periferal seperti menyelaraskan standar peraturan.
"Tujuan yang lebih besar adalah pengaturan kembali hubungan trans-Atlantik setelah pemilu, dengan taruhan Trump akan kalah," tambah mereka.
Yang pasti, strategi tersebut mengandung unsur risiko karena Trump selalu dapat menentang ekspektasi dan memperat hubungan dengan Uni Eropa tepat ketika pemilu makin dekat.
Baca Juga
Trump kemungkinan akan mengeluarkan lebih banyak langkah proteksionis dalam upaya untuk memenangkan dukungan para pendukung intinya.
Kesepakatan dagang yang merupakan salah satu dari sejumlah opsi yang dimiliki Eropa, dan bukan merupakan kebijakan resmi Uni Eropa, bertepatan dengan transisi halus di pusat ekonomi blok euro tersebut.
Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa terpilih, yang juga merupakan sekutu Kanselir Jerman Angela Merkel, memberikan sinyal bahwa dia tidak akan mundur dari strategi agresif Uni Eropa untuk mempertahankan kepentingan komersialnya dan menegakkan tatanan perdagangan global.
"Rencana kami adalah untuk meyakinkan rekan-rekan di AS bahwa akan lebih baik mencari jalan tengah dan bekerjasama," ujar der Leyen dalam sebuah wawancara pekan lalu.