Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) dan Rusia akan membahas konsep perjanjian pembatasan senjata nuklir baru di Jenewa, Swiss, pada Rabu (17/7/2019). Nantinya, perjanjian baru diharapkan dapat mencakup China.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia ingin melihat kesepakatan kontrol senjata "generasi berikutnya" dengan Rusia dan China untuk mencakup semua jenis senjata nuklir.
Dia telah membahas topik itu secara terpisah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, termasuk yang paling baru di KTT G20 di Osaka, Jepang bulan lalu.
Mengutip Reuters, Selasa (16/7/2019), seorang pejabat AS yang tak ingin disebutkan namanya mengatakan, China bukan pihak dalam pakta senjata nuklir AS dan Rusia, sehingga tidak jelas seberapa besar kesediaan Beijing untuk ditarik ke dalam perundingan.
Dia menuturkan, Wakil Menteri Luar Negeri AS John Sullivan akan memimpin delegasi dalam pertemuan di Jenewa besok. Delegasi yang berangkat, termasuk Asisten Khusus Presiden AS dan Direktur Senior untuk Senjata Pemusnah Massal Tim Morrison, perwakilan Pentagon, Kepala Staf Gabungan, dan Badan Keamanan Nasional.
Sedangkan delegasi Rusia akan dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov.
Baca Juga
Pertemuan Jenewa tersebut akan berlangsung hanya dua pekan sebelum AS menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty/INF) era Perang Dingin yang mengharuskan kedua negara untuk menghilangkan rudal nuklir dan konvensional jarak pendek dan menengah.
Setelah bertahun-tahun AS menuduh Rusia melanggar perjanjian dengan mengembangkan rudal jelajah baru yang mampu terbang ke jarak yang dilarang oleh perjanjian, pemerintahan Trump mengumumkan bahwa mereka akan memulai proses penarikan diri dari perjanjian terhitung 6 bulan dari Februari. Mulai Agustus, AS tidak akan lagi terikat oleh persyaratan perjanjian.
Tidak ada terobosan yang diharapkan pada perjanjian INF, kata para pejabat AS.
Para pejabat AS juga tidak berencana membahas pembaruan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (START). Salah satu pejabat mengatakan bahwa terlalu dini untuk berbicara tentang pembaruan START. Perjanjian tersebut akan berakhir pada Februari 2021 tetapi dapat diperpanjang selama lima tahun jika kedua belah pihak setuju.