Bisnis.com, JAKARTA – Organisasi Islam mesti berperan aktif melakukan kontra radikalisme agama, demikian pernyataan pengamat sosial kemasyarakatan Muhammad Abdullah Darraz.
Dia mengemukakan harus ada upaya dari ormas moderat seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama untuk mulai membuat kontra-narasi radikalisme yang tertanam dalam benak para eks-anggota ISIS.
"Muhammadiyah dan NU harus mulai berdakwah untuk memperjuangkan itu. Berdasarkan pengamatan, pengajian-pengajian yang dilakukan oleh ustaz yang terindikasi berpaham radikal itu selalu banyak jemaahnya," ujarnya pada Minggu (7/7/2019).
Menurut dia, hal tersebut harus menjadi lahan dakwah Muhammadiyah dan NU agar paham radikal tidak menyebar ke masyarakat. Selain itu, kata Darraz, organisasi-organisasi mahasiswa juga harus mulai bersuara terkait dengan hal itu, kaena radikalisasi saat ini cukup banyak juga melalui kampus-kampus.
"Kita melihat organisasi-organisasi mahasiswa Islam seperti HMI [Himpunan Mahasiswa Islam], IMM [Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah], PMII [Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia] sudah tidak begitu bersuara. Harusnya merekalah yang juga berperan aktif untuk meng-counter penyebaran paham-paham radikal di kampus," ujar Darraz, yang juga mantan Direktur Maarif Institut.
Sebagaimana diketahui, persoalan terkait radikalisme di Indonesia kembali mengemuka kala banyak WNI yang bergabung dalam organisasi ISIS ingin kembali kampung halamannya. Mereka dikabarkan menyesal telah bergabung dalam gerakan yang berbasis di Irak dan Suriah itu.