Bisnis.com,JAKARTA – Berita mengenai kesediaan Amerika Serikat menunda kenaikan tariff terhadap impor China serta efek eskalasi perang dagang terhadap negara penyangga menjadi sorotan media masa, Kamis (27/6/2019).
Berikut ringkasan topik utama di sejumlah media nasional:
AS Bersedia Tunda Kenaikan Tarif. Sejumlah narasumber menyampaikan bahwa Amerika Serikat bersedia menunda kenaikan tarif terhadap impor China senilai US$300 miliar, sembari Washington dan Beijing mempersiapkan kelanjutan perundingan dagang dalam waktu dekat. (Bisnis Indonesia)
Eskalasi Perang Dagang: Efek bagi Negara Penyangga. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tak berkesudahan tidak hanya memberikan disrupsi pada kegiatan dagang antara kedua negara tersebut tetapi juga turut memberikan efek samping ke negara penyangga, contohnya seperti negara-negara di Asia Tenggara. (Bisnis Indonesia)
Permintaan Obligasi Asia Meningkat. Sejumlah manajer keuangan berpendapat bahwa pemotongan suku bunga The Fed akan menjadi pendorong utama pengembangan obligasi Asia. (Bisnis Indonesia)
Dolar AS Tekuk Mata Uang Asia. Mayoritas mata uang negara berkembang di Asia terdepresiasi terhadap dolar AS akibat pejabat Federal Reserves belum melonggarkan kebijakan moneter secara agresif. (Bisnis Indonesia)
Konsumen AS Semakin Pesimistis. Ekonomi negeri Amerika Serikat (AS) masih belum bisa kembali normal. Salah satu indikatornya, kepercayaan konsumen AS yang turun ke level terendah dalam 21 bulan terakhir pada Juni. (Kontan)
Perang Dagang, Ekonomi Singapura di Ambang Resesi. Ekonomi Singapura diperkirakan akan tumbuh pada laju yang paling lambat dalam satu dekade di tahun ini. Hal tersebut merupakan imbas meningkatnya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. (Kontan)
Perang Dagang akan Mendominasi Pertemuan Puncak G-20. Agenda pembahasan dalam pertemuan puncak negara-negara anggota kelompok G-20 yang dimulai pada Jumat (28/6) akan didominasi oleh isu perang dagang Antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Tapi juga masalah geopolitik terpanas termasuk ketegangan Iran dengan AS yang dapat meletus kapan saja menjadi konflik terbuka. (Investor Daily)
