Bisnis.com, JAKARTA -- India akan menerapkan kenaikan tarif impor atas 28 produk dari AS sebagai bentuk balasan atas kebijakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Kenaikan tarif terhadap produk-produk seperti almond, apel, dan kacang kenari itu diberlakukan mulai Minggu (16/6/2019). Kebijakan ini merupakan langkah balasan atas keputusan AS mengeluarkan India dari Generalized System of Preferences (GSP), sebuah skema yang memungkinkan negara-negara tertentu mendapatkan pemotongan bea masuk impor terhadap produk ekspor negara penerima.
Baca Juga
GSP ditujukan bagi negara-negara berkembang. Indonesia juga termasuk sebagai penerima manfaat GSP.
Selama ini, India adalah negara dengan penerima GSP terbesar. Adapun nilai perdagangan India-AS tercatat sebesar US$142,1 miliar pada 2018.
Reuters melansir Minggu (16/6), pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi menyatakan bahwa pencabutan itu merupakan hal yang disayangkan dan berkomitmen untuk menjaga kepentingan nasionalnya.
Menurut data Departemen Pertanian AS, pada 2018, India merupakan pembeli terbesar untuk almond dari AS dengan nilai impor US$543 juta dan pembeli terbesar kedua apel AS dengan nilai impor US$156 juta.
India sebenarnya telah mengeluarkan keputusan untuk menaikkan tarif impor hingga 120 persen pada Juni 2018, untuk sejumlah produk AS setelah Trump menolak mengecualikan negara tersebut dari kenaikan tarif impor baja dan aluminium. Tetapi, kebijakan itu ditunda seiring dengan berjalannya negosiasi dagang antara kedua negara.
Modi dan Trump dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT G20 di Jepang pada 28-29 Juni 2019.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo juga diagendakan mengunjungi India pada bulan ini. Dia telah menyampaikan bahwa AS terbuka untuk menggelar dialog terkait penyelesaian sengketa dagang dengan negara Asia Selatan itu, melalui akses yang lebih besar bagi perusahaan-perusahaan AS di India.