Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Ngotot Gunakan Strategi Tarif, China Siap Membalas

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan pihaknya akan tetap menggunakan tarif impor sebagai strategi perdagangan, sedangkan China bersumpah akan membalas dengan tindakan yang lebih keras kalau AS tidak mengubah strateginya di tengah negosiasi yang sedang berlangsung.
Suasana di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China, 8 September 2018./REUTERS-Stringer
Suasana di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China, 8 September 2018./REUTERS-Stringer

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan pihaknya akan tetap menggunakan tarif impor sebagai strategi perdagangan, sedangkan China bersumpah akan membalas dengan tindakan yang lebih keras kalau AS tidak mengubah strateginya di tengah negosiasi yang sedang berlangsung.

Amerika Serikat memulai perang tarif dengan China pada tahun 2018 dengan tujuan agar negara tersebut melakukan perubahan struktural dalam sistem perdagangan. Akan tetapi, ketegangan antara Washington dan Beijing meningkat tajam pada Mei lalu setelah Trump menuduh China mengingkari janji untuk membuat perubahan struktur ekonomi meski pembicaraan perdagangan telah berlangsung selama berbulan-bulan.

"Tarif adalah alat negosiasi yang hebat," menurut kicauan Trump seperti dikutip ChanelNewsAsia.com, Rabu (12/6/2019).

Dia mengatakan bahwa pihaknya siap untuk memaksakan pemberlakukan tarif baru untuk menghukum China.

Pada Senin (10/6/2019), Trump mengatakan akan menaikkan tarif impor China lebih tinggi,  jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan perdagangan dengan Presiden Cina Xi Jinping pada pertemuan puncak G20 bulan ini.

Trump telah berulang kali mengatakan dia sedang bersiap-siap untuk bertemu Xi di KTT di Osaka, Jepang, pada akhir Juni. Hanya saja China belum mengonfirmasi hal itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang menyatakan tidak tertarik untuk mengonfirmasi pertemuan Xi-Trump di G20. Dia megatakan informasi akan dirilis setelah kementerian luar negeri memutuskannya.

"China tidak ingin berperang, tetapi kami tidak takut berperang," katanya seraya menambahkan bahwa pintu China terbuka untuk pembicaraan berdasarkan kesetaraan.

Dia menegaskan bahwa jika Amerika Serikat hanya ingin meningkatkan friksi perdagangan maka pihaknya dengan tegas akan membalas dan berjuang sampai akhir.

Pada 10 Mei lalu, Trump menaikan tarif barang-barang China sebesar 25 persen menjadi US$200 miliar dan mengambil langkah-langkah untuk memungut bea tambahan senilai US$300 miliar. Beijing kemudian membalas dengan kenaikan tarif pada impor AS senilai US$60 miliar setelah direvisi sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper