Bisnis.com, JAKARTA -- Penyerangan terhadap kapal tanker kembali terjadi setelah dua tanker diserang di Teluk Oman, Kamis (13/6/2019).
Dalam dua serangan terpisah, seperti dilansir Reuters, tanker Kokuka Courageous yang dikelola oleh Bernhard Schulter Shipmanagement mengalami kerusakan di bagian lambung kapal ketika berlayar dari Arab Saudi menuju Singapura.
"Kapal tersebut tetap mengapung," ujar Bernhard Schulter Shipmanagement.
Sementara itu, CPC asal Taiwan mengatakan tanker Front Altair yang mereka sewa dan membawa 75.000 ton naphta diduga ditembak torpedo. Kapal yang dimiliki oleh Frontline, perusahaan perkapalan Norwegia, itu berlayar dari Uni Emirat Arab (UEA) menuju Taiwan dan terbakar di Teluk Oman.
Dua sumber Reuters mengungkapkan kru kedua kapal tersebut telah dievakuasi. Kru Kokuka Courageous diangkut oleh Vessel Coastal Ace, sedangkan kru Front Altair diselamatkan oleh kapal Hyundai Dubai yang tengah berada di sekitar lokasi.
Teluk Oman berada di pintu masuk Selat Hormuz, yang merupakan rute paling strategis dalam lalu lintas minyak dunia bagi negara produsen di Timur Tengah. Terkait insiden ini, belum ada konfirmasi dari otoritas Oman maupun UEA.
Baca Juga
Harga minyak naik 4 persen setelah kabar atas peristiwa ini tersebar. Insiden tersebut juga terjadi di tengah kemungkinan perpanjangan pemangkasan produksi minyak oleh negara-negara OPEC dan aliansinya serta ketegangan hubungan Iran-AS.
Serangan ini merupakan yang kedua dalam sebulan terakhir. Pada Mei 2019, empat tanker--masing-masing berbendera UEA, Arab Saudi, dan Norwegia--diserang di perairan UEA.