Kabar24.com , JAKARTA--China dan Amerika Serikat kembali berselisih soal perdagangan dan keamanan setelah kedua negara saling menuduh mengganggu kestabilan kawasan dan berpotensi menciptakan instabilitas dunia.
Berbicara dalam KTT soal pertahanan Asia di Singapura kemarin, Menteri Pertahanan China, Wei Fenghe memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak ikut campur dalam perselisihan keamanan atas Taiwan dan Laut China Selatan.
Pada hari Sabtu, pejabat Mehan AS, Patrick Shanahan mengatakan pada pertemuan itu bahwa Amerika Serikat tidak akan lagi berdiam diri tentang perilaku China di Asia.
"Mungkin ancaman jangka panjang terbesar bagi kepentingan vital negara-negara di kawasan ini berasal dari para aktor yang berupaya melemahkan, bukan menegakkan, tatanan internasional berbasis aturan," kata Shanahan seperti dikutip Reuters, Senin (3/6).
China sangat marah kepada AS akibat sejumlah langkah oleh pemerintahan Presiden Donald Trump yang mendukung kedaulatan Taiwan. Kapal perang AS juga sering melalui Selat Taiwan yang memisahkan pulau tersebut dari China.
Wei, yang mengenakan seragam jendralnya di Tentara Pembebasan Rakyat, mengatakan China akan "berjuang sampai akhir" jika ada yang mencoba mengganggu hubungannya dengan Taiwan. Selama ini Beijing menganggap Taiwan sebagai wilayah suci sehingga harus diambil secara paksa jika perlu.
“Jika ada yang berani memisahkan Taiwan dari Cina, militer China tidak punya pilihan selain bertarung dengan segala cara ... AS tidak dapat dibagi, begitu pula China. China harus, dan akan, dipersatukan kembali,” kataya.
Namun dia mengatakan kedua belah pihak menyadari bahwa perang apa pun antara keduanya "akan membawa bencana bagi kedua negara dan dunia."
Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara lain, tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan, tetapi merupakan pendukung dan sumber pemasok utama senjata ke wiayah itu.
Meski pidato Shanahan kritis terhadap Cina, namun nadanya cenderung berdamai. Sedangkan Wei mengambil pendekatan yang lebih agresif.
Sementara itu, Pemerintah Taiwan mengutuk pernyataan Wei dan mengatakan Taiwan tidak pernah menjadi bagian dari Republik Rakyat China. Taiwan menyataka tidak akan pernah menerima ancaman Beijing dan bahwa klaim China atas "pembangunan damai" adalah "kebohongan abad ini".