Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (UE) akan memperlemah pengaruhnya di dunia. Sementara itu, kekuatan global yang dimiliki UE tidak akan terdampak.
Hal itu disampaikan oleh Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri Federica Mogherini dalam sebuah forum di Singapura, Sabtu (1/6/2019). Komentar tersebut disampaikan setelah Pemilu Parlemen Eropa menunjukkan bahwa Brexit telah “merusak” tatanan politik Inggris Raya, di mana baik Partai Konservatif maupun Partai Buruh mencetak hasil terburuk selama beberapa dekade terakhir.
“Di satu titik, saya khawatir dampak [Brexit] akan lebih terasa bagi Inggris ketimbang bagi UE,” ujarnya dalam Shangri-La Dialogue, sebuah forum tahunan yang fokus terhadap isu pertahanan di Asia, seperti dilansir dari Bloomberg, Sabtu (1/6).
Mogherini melanjutkan Brexit hanya akan memperlemah posisi Inggris di dunia dan sebaliknya, tidak akan memberikan pengaruh apapun terhadap peran UE.
Inggris memiliki waktu hingga 31 Oktober 2019 untuk keluar dari UE. Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May juga telah sepakat untuk turun dari jabatannya pada Juni 2019, suatu langkah yang dinilai bakal merugikan Inggris secara ekonomi oleh beberapa pihak.
Kendati Brexit telah merusak perekonomian Inggris dan menyebabkan beberapa perusahaan multinasional keluar dari sana, Mogherini menyampaikan bahwa Inggris masih menjadi negara yang koperatif dan anggota UE yang mau bekerja sama dalam menghadapi isu keamanan.
Baca Juga
Menteri Pertahanan Inggris Penny Mordaunt menegaskan dalam forum yang sama, Inggris masih berkomitmen untuk peran jangka panjangnya dalam menjaga keamanan dan melindungi hak-hak asasi manusia.
“Inggris adalah mitra yang dapat dipercaya. Inggris berdiri tegak dan kami optimistis terhadap masa depan,” ujarnya.