Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bareskrim Polri Waspadai Narkotika Asal Negara Kawasan Segitiga Emas

Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengungkapkan soal jaringan narkoba dari tiga negara yang disebut sebagai The Golden Triangle atau segitiga emas. Mereka menjadi produsen narkotika jenis sabu, heroin dan kokain dan menargetkan Indonesia sebagai pasarnya.
Barang bukti sabu yang dimasukkan 14 pengedar dari Malaysia/Bisnis-Sholahuddin Al Ayyubi
Barang bukti sabu yang dimasukkan 14 pengedar dari Malaysia/Bisnis-Sholahuddin Al Ayyubi

Bisnis.com, JAKARTA--Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengungkapkan soal jaringan narkoba dari tiga negara disebut sebagai The Golden Triangle atau segitiga emas. Jaringan narkoba di tiga negara itu menjadi produsen narkotika jenis sabu, heroin dan kokain dan menargetkan Indonesia sebagai pasarnya.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto menjelaskan tiga negara itu adalah Thailand, Laos dan Myanmar. Menurut Eko pemasok narkotika paling besar ke Indonesia sebelumnya adalah jaringan Tiongkok. Lambat laun produksi narkotika jaringan Tiongkok mulai menurun dan digantikan oleh jaringan Thailand, Laos dan Myanmar.

"[Jaringan dari] tiga negara ini kan sekarang sudah dikenal dengan nama The Golden Triangle. Mereka ini masif memproduksi narkotika," tutur Eko kepada Bisnis, Jumat (3/5/2019).

Eko mengungkapkan jalur masuk narkotika ke Indonesia saat ini lebih didominasi melalui jalur laut karena jumlah narkotika yang bisa dibawa lebih banyak jika dibandingkan melalui jalur udara maupun jalur darat.

Menurut Eko, untuk mengelabui petugas, pelaku tindak pidana narkoba biasanya juga melibatkan kapten kapal nelayan dan anak buah kapal dalam melakukan transaksi di tengah laut. Salah satu contoh kasus menurutnya adalah penangkapan 14 orang tersangka tindak pidana narkoba jaringan Malaysia yang telah berusaha memasukkan sabu ke Indonesia.

"Narkotika sabu dari Malaysia ini juga sebenarnya berasal dari salah satu dari tiga negara tadi. Lalu mereka menggunakan kapal untuk distribusinya saat petugas lengah," kata Eko.

Menurut Eko, untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya telah melakukan kerja sama pada bidang hukum dengan negara tetangga untuk memerangi masifnya peredaran narkotika dari jaringan di tiga negara itu. Salah satu kerja sama itu, jika ada WNA yang tersandung masalah narkotika maka dapat diproses di negara yang bersangkutan secara langsung.

"Kami sudah melakukan kerja sama bilateral dengan negara-negara yang memiliki masalah sama terkait peredaran narkotika yang semakin masif ini," kata Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper