Bisnis.com, JAKARTA - Jepang menuntut kemudahan akses produknya ke Amerika Serikat jika pemerintahan Trump menginginkan tercapainya kesepakatan perjanjian perdagangan bebas menjelang agenda perundingan dagang pekan depan.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berada di bawah tekanan untuk menghindari pengenaan tarif atau batasan kuota atas ekspor otomotif yang sangat menguntungkan.
Pada saat yang sama Presiden AS Donald Trump tengah membidik pasar agrikultur Jepang dan berupaya untuk menekan defisit perdagangan yang saat ini mencapai US$60 miliar.
Selama ini, Jepang di bawah kepemimpinan Abe, cukup submisif terhadap kebijakan pemerintahan Trump demi mempertahankan hubungan strategis yang mengamankan negaranya terhadap ancaman potensial dari Korea Utara dan China.
Tapi bukan berarti Jepang akan bersikap sama terkait perdagangan. Pemerintah Abe bertekad untuk tidak memberikan AS kesepakatan dua arah (two-way deal) seperti yang disepakati Jepang dengan negara-negara Eropa dan negara Lingkar Pasifik (Pacific Rim).
"Amerika Serikat yang meminta negosiasi bilateral ini. Maka dari itu sudah seharusnya mereka mengikuti permintaan kami, bukan kami yang sibuk menawarkan kerjasama dengan mereka," ujar mantan Duta Besar Jepang untuk AS, Ichiro Fujisaki, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (12/4/2019).
Agenda perundingan dagang ini meningkatkan kekhawatiran investor, sebab Trump tampaknya akan mencari target baru setelah selama lebih dari satu tahun bersengketa dengan China.
Trump berencana untuk melanjutkan kebijakan tarifnya yang menganggu stabilisasi pasar meskipun risiko terhadap ekonomi terbukti terus meningkat.
Sebelumnya, Perdana Menteri Abe menyanggupi undangan perundingan dagang hanya setelah Presiden Trump menyerang ekspor baja dan alumunium Jepang dengan sanksi tarif tahun lalu.
Trump juga mengancam akan mengenakan pungutan sebesar 25 persen terhadap semua produk mobil impor, termasuk yang dibuat di Jepang. Keputusan terkait tarif ini akan diumumkan pada Mei mendatang.
"Kami sedang bernegosiasi dengan Jepang. Mereka tadinya enggan melakukan ini [negosiasi] tapi sekarang semuanya sedang dibicarakan. Berkat tarif," ujar Trump bulan lalu.
Sementara itu, Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi, selama ini tengah mempelajari sengketa dagang pemerintahan Trump sebelumnya dengan Korea Selatan, Kanada, Meksiko, dan China.