Bisnis.com,BANDUNG—Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat akan melakukan sejumlah langkah percepatan pariwisata halal.
Kadisparbud Jabar, Dedi Taufik mengatakan sejumlah hal yang menjadi fokus pekerjaan serta pembenahan potensi pariwisata halal terkait Access, Communication, Environment, Services yang menjadi kriteria acuan standar global MTI.
Menurutnya soal akses pihaknya akan berangkat dari rencana induk tentang pengembangan wisata daerah.
“Ada lima wilayah yang harus terus dimaksimalkan selain melakukan pengembangan, yaitu Bogor, Sukabumi, Karawang, Metro Bandung, Bandung Raya, Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan)," katanya saat dihubungi, Kamis (11/4/2019).
Untuk wilayah Ciayumajakuning pun dilakukan untuk mendongkrak kinerja bandara Kertajati. Ia menyebut ada banyak potensi yang bisa digali, seperti wisata alam melalui kebun raya kuningan, pegunungan, laut, pantai, kebudayaan, religi. “Seperti, Indramayu punya pulau Biawak,” ujarnya.
Namun, diakui Dedi saat ini, semua itu masih dalam tahap inventarisasi. Pasalnya, peningkatan amenitas akses harus berkoordinasi lintas dinas. Selain itu, pihaknya tengah mengupayakan adanya kebijakan terkait pariwisata dengan aturan yang memayungi pemerintah kabupaten kota.
Baca Juga
"Kita berharap, seluruh wilayah di jabar punya daerah wisata yang baik. Kemarin sudah dikumpulkan kepala dinas semua pemerintah kabupaten kota untuk membangun komitmen," katanya.
"Semua harus dibangun sistemik. Termasuk regulasi, pranata transpirtasi disiapkan, promosinya juga. Ciayumajakuning promosinya dikelola provinsi, tour guidenya diatur," lanjutnya.
Seperti diketahui, Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) terbaik dunia 2019 standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019 mengungguli 130 destinasi dari seluruh dunia. Peringkat terbaik diperoleh Lombok, disusul Aceh, Kep.Riau,DKI Jakarta, Sumbar, Yogyakarta, Jawa Barat, Malang, Jateng, dan Makasar.
Indonesia tercatat mengalami peningkatan secara berjenjang dari ranking 6 di tahun 2015, ranking 4 di tahun 2016, ranking 3 di tahun 2017, ranking 2 di ranking 2018, akhirnya Indonesia menduduki peringkat 1 GMTI di tahun 2019.