Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aktivitas Bisnis di Zona Euro Tetap Lesu

Berdasarkan sebuah survei, aktivitas bisnis di seluruh zona euro dilaporkan lesu sepanjang bulan lalu yang diperkirakan terjadi karena penurunan pada sektor manufaktur secara bertahap yang merugikan industri jasa di blok ekonomi tersebut.
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan sebuah survei, aktivitas bisnis di seluruh zona euro dilaporkan lesu sepanjang bulan lalu yang diperkirakan terjadi karena penurunan pada sektor manufaktur secara bertahap yang merugikan industri jasa di blok ekonomi tersebut.

Indeks manajer pembelian (PMI) yang dirilis oleh IHS Markit, yang dianggap sebagai alat ukut terbaik untuk memantau ekonomi secara keseluruhan, turun ke level  51,6 pada Maret dari 51,9 pada bulan sebelumnya.

"PMI final untuk zona euro pada  Maret mengkonfirmasi pertumbuhan yang lamban di akhir kuartal pertama, dengan pertumbuhan bisnis yang surut ke salah satu tingkat paling lesu sejak 2014," ujar Kepala Ekonom Bisnis IHS Markit, Chris Williamson, dikutip melalui Reuters, Rabu (3/4/2019).

Williamson mengatakan angka PMI tersebut sejalan dengan pertumbuhan ekonomi 0,2 persen pada kuartal pertama, lebih lemah dari proyeksi 0,3 persen dalam jajak pendapat Reuters bulan lalu.

Tanda-tanda perlambatan kemungkinan akan menjadi perhatian para pembuat kebijakan di Bank Sentral Eropa, yang bulan lalu menunda kenaikan suku bunga hingga setidaknya hingga 2020.

Bank Sentral Eropa juga mengatakan mereka akan menawarkan pinjaman murah kepada bank untuk membantu menghidupkan kembali perekonomian. Berdasarkan survei lain yang dirilis pada Senin (1/4/2019), kinerja pabrik mencatatkan realisasi terburuk sepanjang Maret selama enam tahun terakhir.

 Sementara itu, PMI industri jasa tercatat tumbuh tipis ke level 53,3 dari 52,8 pada bulan lalu, lebih tinggi dari proyeksi pada kisaran 52,7.

“Sektor jasa berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan yang relatif kuat tetapi juga kehilangan momentum dalam beberapa bulan terakhir. Ini seharusnya tidak mengejutkan karena sejarah menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor jasa yang kuat biasanya tergantung pada ekonomi manufaktur yang sehat,” kata Williamson.

Meski demikian, seperti rekan-rekan manufaktur mereka, pencapaian perusahaan-perusahaan di industri jasa tersebut sebagian berasal dari permintaan lama. 

Backlog indeks kerja turun di bawah tanda titik impas ke 49,4 dari 51,0, menunjukkan perusahaan beroperasi dengan kapasitas cadangan.

Dengan indikator proyeksi lebih pesimistis, komposit indeks output masa depan turun menjadi 60,4 dari 60,6.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper