Bisnis.com, JAKARTA – Inggris mencapai kesepakatan sementara yang mengamankan kejasama perdagangan dengan Norwegia dan Islandia jika Inggris keluar Uni Eropa tanpa kesepakatan pada akhir Maret.
Berdasarkan pernyataan Kementerian Luar Negeri Norwegia perjanjian tersebut menjamin perpanjangan tarif nol persen untuk barang-barang industri, termasuk ekspor gas alam besar-besaran Norwegia, dan atas kuota ekspor makanan laut dan produk pertanian.
Menteri Luar Negeri Norwegia, Ine Eriksen Soreide mengatakan perjanjian itu "sangat positif" untuk bisnis Norwegia.
Kesepakatan itu juga menetapkan dasar untuk merundingkan perjanjian permanen untuk memastikan kelanjutan kesepakatan perdagangan terbuka yang diwakili oleh pasar tunggal, termasuk perdagangan jasa.
"Ini akan menjadi prioritas tinggi bagi Norwegia untuk memulai negosiasi secepat mungkin," ungkap pernyataan Kementerian yang dikutip Bloomberg.
Inggris juga menyambut pakta tersebut, yang menurut pemerintah adalah "salah satu perjanjian perdagangan terbesar yang dimiliki oleh Inggris sebagai bagian dari keanggotaan UE.
Menteri Perdagangan Internasional Inggris Dr. Liam Fox mengatakan perjanjian ini menyumbang hampir setengah dari perjanjian perdagangan yang dicari Inggris, jika digabungkan dengan perjanjian yang telah ditanda tangani dengan Liechtenstein dan Swiss.
"Ini adalah kabar baik bagi bisnis Inggris dan tonggak utama dalam mempersiapkan Inggris siap untuk Brexit, apa pun ketentuan keputusan cara berpisahnya Inggris nantinya," ungkapnya.