Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10.000 Pelajar di Dunia Lakukan Aksi Soal Perubahan Iklim

Sekitar sepuluh ribu pelajar di berbagai belahan dunia melakukan aksi protes terhadap lambatnya pemerintah menangani masalah perubahan iklim. Salah seorang pelajar bahkan menganggap perubahan iklim lebih buruk daripada Voldemort.

Bisnis.com, JAKARTA –Sekitar sepuluh ribu pelajar di berbagai belahan dunia melakukan aksi protes terhadap lambatnya pemerintah menangani masalah perubahan iklim. Salah seorang pelajar bahkan menganggap perubahan iklim lebih buruk daripada Voldemort.

Dilansir dari Reuters, para pelajar di berbagai belahan dunia melakukan aksi protes pada Jumat (15/03/2019). Tercatat, aksi dilakukan di berbagai wilayah seperti Australia, Selandia Baru, Inggris, Denmark, Italia, Austria, Swiss, Portugal, Thailand, Singapura, dan Korea Selatan.

Aksi protes kalangan pelajar tersebut bermula saat Greta Thunberg, pelajar berusia 16 tahun asal Swedia memprotes pemerintah soal isu perubahan iklim pada Agustus 2018. Pada aksi hari ini, Thunberg kembali berbicara pada aksi di Stockholm, Swedia yang disertai aksi serupa di berbagai kota di Swedia.

"Kita baru saja dilahirkan ke dunia ini, kita akan hidup dengan krisis ini sepanjang hidup kita. Begitu juga anak-anak dan cucu-cucu kita dan generasi yang akan datang. Kita tidak akan menerima ini. Kita melakukan aksi karena kita menginginkan masa depan," ujar Thunberg, dilansir dari Reuters.

Di belahan dunia lain, berbagai pesan disampaikan para pelajar yang turun ke jalan. Di Selandia Baru, salah seorang pelajar dalam aksinya membawa tulisan "climate change is worse than Voldemort" atau perubahan iklim lebih buruk daripada Voldemort, tokoh antagonis dalam novel dan film Harry Potter.

"The oceans are rising, so are we" tulis salah seorang pelajar dalam aksi di Sydney, Australia. Pelajar tersebut menyampaikan bahwa permukaan laut meningkat karena pemanasan global sehingga mereka melakukan aksi protes terhadap pemerintah.

Di Inggris, Molly Powell, pelajar berusia 14 tahun menyampaikan "education is important but climate change is more important" atau pendidikan merupakan hal penting tetapi perubahan iklim merupakan hal yang lebih penting.

Aksi pelajar di Lisbon, Portugal bahkan diikuti oleh beberapa pemimpin politik, termasuk dari sayap kiri dan partai komunis di Portugal. Adapun, 60 pelajar di Bangkok, Thailand melakukan protes terhadap penggunaan plastik karena negeri gajah putih tersebut menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar ke lautan.

Aksi pelajar di Thailand itu kemudian mendapat tanggapan dari pihak pemerintah. Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Thailand mengundang para pelajar untuk bertemu dua pekan mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper