Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengusulkan kepada moderator atau panelis debat calon wakil presiden pada 17 Maret 2019 untuk secara khusus memasukkan pertanyaan ihwal pengendalian tembakau.
“Itu terlalu penting untuk kesehatan maupun kesejahteraan rakyat, termasuk ibu-ibu dan anak-anak,” katanya dalam acara diskusi di Jakarta, Sabtu (9/3/2019).
Debat 17 Maret adalah kali ketiga yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum sebagai bagian dari pelaksanaan kampanye Pilpres 2019. Dua cawapres akan mendebatkan isu kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, dan sosial-budaya.
Anggota Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Hasbullah Thabrany, memastikan jagoannya memiliki program pengendalian tembakau. Salah satu langkah efektif mengontrol komoditas bahan baku rokok itu adalah dengan menaikkan cukai rokok agar konsumsi bisa ditekan.
“Memang ada kompleksitasnya karena pengendalian ini tak hanya di Kementerian Kesehatan, tetapi juga di Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian,” ujar politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Menanggapi kompetitornya, Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Hermawan Saputra, mengatakan pengendalian tembakau harus tetap didasarkan pengkajian secara menyeluruh dari hulu-hilir. Jika tembakau dikendalikan, petani harus diberikan komoditas alternatif atau pekerjaan pengganti.
Baca Juga
“Kita tidak boleh terjebak pada industri semata, tetapi hulunya bagaimana? Yakni memanusiakan manusia,” ucapnya.
Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Universitas Indonesia (UI) Abdillah Ahsan berpendapat dua kontestan Pilpres 2019 sama-sama tidak menawarkan program konkret pengendalian tembakau. Dia berkaca pada pengalaman Presiden Joko Widodo yang batal menaikkan cukai rokok setelah mendapat kritik dari oposisi.
“Akhirnya rokok tidak naik dan malah semakin terjangkau harganya,” tuturnya.