Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Pertanyakan Arah Kebijakan The Fed

Sejumlah pembuat kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) mengindikasikan jika ekonomi tumbuh seperti yang diharapkan maka hal tersebut dapat dilihat sebagai tanda untuk menaikkan suku bunga acuan tahun ini.
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing
Bank sentral AS The Federal Reserve/Reuters-Larry Downing

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah pembuat kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) mengindikasikan jika ekonomi tumbuh seperti yang diharapkan maka hal tersebut dapat dilihat sebagai tanda untuk menaikkan suku bunga acuan tahun ini.

Pendapat tersebut diimbangi dengan masukan dari sebagian pejabat FOMC lainnya yang mengatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan hanya akan dimungkinkan jika pertumbuhan inflasi lebih tinggi dari perkiraan awal.

Namun, isi dari catatan pertemuan FOMC pada 29-30 Januari lalu membuat analis mempertanyakan sikap bank sentral yang berbeda dari pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell pada bulan lalu.

Dalam konferensi pers, Powell menyampaikan sinyal bahwa bank sentral akan menahan kenaikan suku bunga dan berjanji untuk lebih bersabar dalam memutuskan penyesuaian di masa depan.

"Catatan pertemuan FOMC menunjukkan bahwa mereka mungkin masih sedikit bias terhadap pengetatan moneter, sedangkan pernyataan sebelumnya lebih banyak menunjukkan bias netral," ujar kepala ekonom AS di JPMorgan Chase & Co. Michael Feroli dalam sebuah catatan, seperti dikutip oleh Bloomberg, Kamis (21/2/2019).

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Kepala Ekonom Barclays Plc Michael Gapen yang mengutarakan bahwa isi laporan mengindikasikan bias ke atas para anggota komite terhadap kebijakan suku bunga acuan.

Menurut isi laporan pertemuan di awal tahun, para pejabat di FOMC menilai pendekatan kebijakan moneter yang dilakukan secara hati-hati dan fleksibel saat ini adalah strategi yang tepat untuk mengelola risiko sambil memperhatikan informasi ekonomi baru.

Diane Swonk, Kepala Ekonom di Grant Thornton LLP., mengatakan hasil pertemuan The Fed menunjukkan bahwa bank sentral sedang berada dalam mode pengeloalaan risiko.

"Laporan FOMC mengkonfirmasi sesuatu yang sudah sering kita dengar dari beberapa pembicara The Fed sebelumnya, yakni risiko penurunan ekonomi lebih tinggi daripada kenaikan," katanya.

Meski begitu, Swonk mengatakan penting untuk diperhatikan bahwa risalah The Fed tidak mengungkapkan kepastian bahwa langkah Fed berikutnya mungkin akan menurunkan suku bunga acuan.

Terkait neraca bank sentral, para anggota komite menyetujui rencana untuk menghentikan penghapusan aset (runoff) dari neraca bank sentral tahun ini.

Swonk mengatakan dia mengharapkan The Fed akan membuat pengumuman itu pada bulan Maret.

Pejabat Fed memperlebar neraca mereka secara dramatis sebagai langkah darurat untuk menenangkan pasar utang dan merangsang ekonomi selama krisis keuangan.

Portofolio telah menurun menjadi sekitar US$4 triliun dari puncaknya US$4,5 triliun pada tahun 2015.

"Mereka akan memiliki neraca dengan jumlah besar secara permanen. Namun memang angkanya tidak sebesar pada waktu sebelum krisis," kata Ward McCarthy, kepala ekonom keuangan di Jefferies LLC. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper